Jakarta, Aktual.com — CEO MD Entertainment, Manoj Punjabi menilai perfilman nasional saat ini belum menjadi sebuah industri seperti halnya industri film di Hollywood Amerika atau pun Hong Kong.
Menurut Manoj di Jakarta, Rabu (20/04), untuk mampu bersaing dengan negara-negara yang sudah maju industri filmnya maka perfilman nasional harus menjadi sebuah industri.
“Untuk menjadikan perfilman nasional sebagai sebuah industri diperlukan dukungan pemerintah, dan ini yang masih perlu dipertanyakan,” ujar ia kepada wartawan.
Dukungan pemerintah terhadap perfilman nasional, lanjutnya, bisa dalam bentuk undang-undang maupun peraturan lain yang mampu melindungi film nasional dari gempuran film-film asing.
“Saat ini apakah undang-undangnya sudah ada? Apakah sudah ada proteksi untuk film nasional,” katanya mempertanyakan.
Ia mengatakan pemerintah tidak boleh menganggap remeh industri film nasional sehingga perhatiannya sangat rendah, sebab kalau hal itu terjadi justru merugikan.
Terkait rencana pemerintah merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) sektor usaha film dalam bidang produksi, distribusi dan eksebisi patut didukung, Manoj menyatakan, sebagai pelaku usaha bidang perfilman pihaknya menyambut baik hal itu.
Dengan kebijakan tersebut, lanjutnya, diharapkan jumlah bioskop di tanah air semakin meningkat yang akhirnya turut menaikkan produksi film nasional.
“Satu-satunya cara mendapat 20 juta penonton dari satu judul film nasional, adalah menambah jumlah layar bioskop di Indonesia, karena 1.117 layar sangat tidak bisa memfasilitasi penonton potensial di tanah air. Minimal harus sekitar 3.000-5.000 layar,” katanya.
Manoj yang juga Ketua Bidang Peredaran dan Hubungan Luar Negeri Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) itu menambahkan untuk merealisasikan semua itu maka sudah seharusnya kalangan industri film nasional lebih agresif dan proaktif menjual karya anak negeri agar dilihat dunia.
“Sudah saatnya kita menunjukkan eksistensi kita ke dunia internasional. Caranya dengan membuka relationship seluas-luasnya dengan dunia luar. Untuk itu kita perlu membangun jembatan. Salah satu cara utamanya adalah dengan membuka DNI,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara