Jakarta, Aktual.com — Koordinator penggiat film dokumenter Indonesia, Heri Yoga Suara mengaku dalam penggarapan film ‘Srono Urip: Modernisasi dan Krisis Regenerasi Petani di Pedesaan’ dibuat secara spontan dan tidak ada persiapan khusus.

“Seperti dikatakan tadi bahwa film ini dihasilkan dari uang negara dari penelitian unggulan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),” demikian kata Heri, kepada Aktual.com, Jumat (2/10).

Menurutnya, pembuatan film ini terfokus terhadap regenerasi dan kesejahteraan petani.

Heri Yoga mengungkapkan, bila dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun mendatang, generasi muda Indonesia tidak mau beralih profesi sebagai petani, maka Indonesia akan menjadi pengimpor beras dari negara lain (seperti Tiongkok, red)

Meskipun dalam film ‘Srono Urip’, Heri Yoga merasa tidak percaya diri dalam segi teknik, namun ia yakin film tersebut berhasil beri pesan tentang solusi dari kedaulatan yang terkait pangan.

“Film ini bisa menyentakkan kita, bagaimana pendidikan yang membentuk karakter bangsa, namun pada kasus ini banyak anak muda meninggalkan pertanian,” katanya lagi menjelaskan.

Di tengah krisis pangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia, dirinya mengakui, masih ada anak muda Indonesia yang mau terjun dalam sektor pertanian.

“Tapi seberapa besar kelompok ini yang akan mengawal pangan yang ada di Indonesia. Kita semua tahu film adalah media paling kuat dalam menyampaikan pesan,” urainya menambahkan.

Artikel ini ditulis oleh: