Jakarta, Aktual.com — Fiorentina mempertahankan cengkramannya di posisi puncak klasemen Liga Italia pada Minggu dengan kemenangan 2-0 di markas Sampdoria, sedangkan Roma mengalahkan rival sekota Lazio dengan skor yang sama untuk mempertahankan peluang mereka meraih gelar liga.
Di tempat lain, Napoli menjaga persaingan di papan atas setelah Gonzalo Higuain mencetak gol ke-200 sepanjang karirnya, gol ke-64nya untuk Azzuri, saat timnya menang 1-0 atas Udinese.
Sementara itu, juara bertahan Juventus naik ke peringkat ketujuh setelah gol-gol dari Mario Mandzukic, Patrice Evra, dan Paulo Dybala mengamankan kemenangan kedua secara beruntun di liga untuk pertama kalinya pada musim ini, saat mereka menang 3-1 atas tuan rumah Empoli, di mana Massimo Maccarone membawa timnya unggul terlebih dahulu pada menit ke-19.
Sementara itu, Inter Milan selama beberapa saat sempat memuncaki klasemen setelah Geoffrey Kondogbia menyarangkan gol perdananya di Liga Italia untuk membawa pasukan Roberto Mancini menang 1-0 atas Torino.
Fiorentina menjadi pemenang di Stadion Luigi Ferraris, di mana mereka unggul pada menit kesepuluh ketika Josip Ilicic, pencetak kedua gol saat mereka menang 2-0 di Liga Eropa di markas Lech Poznan, mengonversi penalti menyusul handball yang dilakukan Ervin Zukanovic.
Walaupun kiper tuan rumah Emiliano Viviano melakukan serangkaian penyelamatan, La Viola mampu menggandakan keunggulan sebelum menit ke-60 ketika Nikola Kalinic bekerja sama dengan Ilicic sebelum Kalinic menyarangkan gol ketujuhnya di musim ini, dengan Fiorentina kembali melompati Inter berkat keunggulan selisih gol.
Pada pertandingan yang dimainkan lebih awal, dengan latar belakang banyak bangku penonton yang kosong di Stadio Olimpico karena para penggemar melakukan protes, tuan rumah Roma mengabaikan masalah-masalah bangku kosong tersebut untuk menggarisbawahi tekad mereka meraih “scudetto”.
Salah menepi Meski gembira dengan raihan kemenangan, pelatih Roma Rudi Garcia marah dengan tekel Senad Lulic terhadap Mohamed Salah, yang membuat pemain sayap asal Mesir itu harus ditandu keluar lapangan akibat cedera pergelangan kaki.
“Akan menjadi keajaiban jika itu tidak patah. Tekel-tekel seperti itu tidak layak terdapat dalam sepak bola, bahkan pada pertandingan derby,” kata Garcia.
Ia menambahi, “Kecepatan Gervinho dan Salah merupakan penentu, khususnya pada serangan balik. Namun kami melakukan semuanya dengan benar pada hari ini. Kami menekan dengan tinggi, menutup ruang-ruang, dan berada di belakang pertahanan mereka.”
“Saya pikir kami sangat layak untuk menang.” Roma tampil dominan dan membuka keunggulan pada menit kesembilan ketika Edin Dzeko menaklukkan Federico Marchetti melalui sepakan penalti, setelah Santiago Gentiletti melakukan pelanggaran, yang kelihatannya terjadi di luar area terlarang.
Itu merupakan gol kedua Dzeko di liga untuk Roma, namun yang kedua dalam sepekan setelah ia mencetak gol saat timnya menang 3-2 atas Bayer Leverkusen di Liga Champions.
“Ini merupakan hari yang istimewa. Bukan hanya untuk saya, namun untuk semua pemain yang mencicipi perasaan pertama mereka pada derby,” kata Dzeko. “Vital untuk mendapatkan kemenangan ini.” Pelatih Lazio Stefano Pioli mengatakan keputusan penalti mengubah arah pertandingan, di mana bintang Lazio asal Brazil Felipe Anderson melepaskan sepakan yang mengenai tiang gawang setelah mengecoh William Vainqueur.
Penyesalan-penyesalan Lazio “Kami memiliki peluang sebanyak yang dimiliki Roma namun yang membuatnya berbeda adalah dua episode, satu saat kami tidak memiliki kendali,” kata Pioli, mengacu pada penalti yang diderita timnya.
“Yang lainnya (gol Gervinho) merupakan kesalahan kami, tanggung jawab kami, dan pada akhirnya kami harus membayar harganya. Ini merupakan kekalahan ketiga beruntun kami pada musim ini dan ini bukan situasi ideal untuk kami.” Roma yang memiliki barisan tengah yang kuat, dimotori oleh pemain internasional Belgia Radja Naingolan, terlihat tidak tersentuh dan Roma menggandakan keunggulan mereka pada menit ke-60.
Gervinho menggunakan kecepatannya untuk mengejar umpan terobosan Nainggolan dan melewati bek Dusan Basta sebelum menaklukkan Marchetti di tiang dekat untuk membuat mayoritas dari 35.252 penonton bergembira.
Pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengakui bahwa mereka akan harus berusaha keras untuk memangkas jarak.
“Saya dapat mengerti bahwa bukan hal hebat untuk melihat kami berada di peringkat ketujuh setelah 12 pertandingan, namun inilah yang terjadi. Anda tidak dapat mengubah semuanya dalam satu pertandingan dan kami harus meneruskannya selangkah demi selangkah,” tuturnya.
Pertarungan gelar musim ini kelihatannya masih jauh dari usai dan pelatih Inter Mancini mengakui bahwa timnya, dibandingkan Juventus dan Roma, masih harus beradaptasi.
“(Tim-tim) lain memiliki keuntungan karena mereka telah bermain bersama untuk kurun waktu yang lama. Kami baru bersama sejak Agustus,” kata Mancini.
Artikel ini ditulis oleh: