Tidak hanya melalui pendidikan. Firli juga menyebut para ulama, kiai, dan tokoh NU menyebar nilai-nilai antikorupsi melalui dakwah seperti saat khutbah salat Jumat, kuliah tujuh menit usai salat wajib, ceramah pengajian, dan sebagainya.

Dengan metode ceramah yang menarik serta penyampaian yang sejuk dan teduh, pesan-pesan nilai mudah diterima, dipahami, dan dijalani umat.

“Sosok seorang Nahdliyin yang memiliki kepribadian kuat, akhlak, moral dan berbudi pekerti luhur, jujur, sederhana serta menjunjung tinggi integritas sebagai makhluk ciptaan-Nya, tentunya menjadi contoh sekaligus panutan bagi kita,” ungkap Firli.

Firli mengakui sosok Nahdliyin kerap menjadi panutan sikap dan perilaku antikorupsi. Tak terkecuali di lingkungan KPK.

Keberadaan mereka memantulkan semangat tehadap punggawa lain untuk terus berjuang, mengabdi tanpa batas, melawan korupsi.

Begitu kuatnya pengaruh karakter Nahdliyin hingga Firli menyebut insan KPK yang tak pernah gentar melawan korupsi, sejatinya, adalah seorang Nahdliyin alami.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin