Jakarta, Aktual.com — Langkah yang sudah dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mengucurkan pinjaman ke Grup Medco untuk mengakuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) bisa berjalan lancar karena disokong oleh orang kuat, yaitu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri BUMN Rini Soemarno.

Padahal, dana itu berasal dari utangan China Development Bank (CDB) yang peruntukkannya buat pengembangan proyek infrastruktur, bukan untuk beli saham seperti yang dilakukan Grup Medco itu.

“Ini ada apa Jokowi dan Rini Soemarno terkesan mendiamkan perilaku Mandiri? Jangan-jangan memang mereka sudah merestuinya (kucuran pinjaman ke Medco),” cetus Sekjen Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Yenny Sucipto kepada Aktual.com, di Jakarta, Selasa (19/4).

Kondisi pengucuran kredit yang salah sasaran seperti itu, sebagai bukti juga bahwa pemerintah dan Bank Mandiri tidak mempunyai konsep yang jelas untuk mengembangkan infrastruktur.

“Dari sisi pemerintah terkesan serampangan dalam mengembangkan infrastruktur. Dan bagi Mandiri sendiri tidak mempunyai roadmap yang jelas, sehingga begitu ada duit langsung dikucurkan saja dan nyangkut di Medco,” jelas dia.

Untuk itu, kata Yenny, hal ini menunjukkan bank BUMN terbesar itu tidak memiliki tata kelola (good corporate governance) yang bagus di internalnya.

“Terlihat dari pengucuran kredit yang terkesan sporadis dan serampangan. Bukan untuk infrastruktur saja dikucuri kredit utangan dari CDB ini,” ketus dia.

Lebih lanjut ia menegaskan, dirinya juga akan terus mengkritisi ulah aneh Jokowi dan Rini ini yang terus mendorong BUMN untuk berhutang ke pihak asing itu. Seperti yang dilakukan tiga bank BUMN tersebut

Tentu saja ke depan, Jokowi harus konsisten dengan nawacitanya yang berarti semua BUMN harus kuat tanpa lagi dibebani oleh utang luar negeri.

“Karena BUMN itu agen pembangunan, sehingga jangan didorong untuk terus berhutang. Karena dengan utang itu, sekitar 10-15 tahun lagi, kalau tidak bisa kembalikan, ya pasti aset BUMN kita yang digadaikan,” pungkas Yenny.

Data yang dimiliki Aktual.com, pinjaman dari CDB senilai US$1 miliar buat Mandiri semestinya digunakan untuk modal pembangunan infrastruktur. Namun oleh bank BUMN itu ternyata disalurkan ke Grup Medco dengan total pinjaman senilai US$395 juta atau senilai Rp5,1 triliun.

Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai US$50 juta, PT Medco Energy International Tbk sebesar US$245 juta dan PT Medco Energi Internasional US$100 juta.

Dua nama perusahaan terakhir ini memang mirip, tapi oleh Mandiri dibuat berbeda. Ini juga agak aneh. Nantinya, PT Medco Energy International Tbk ini yang akan mengakuisisi saham Newmont tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka