Jakarta, Aktual.com — Rakyat Indonesia bertambah menderita denga ditambah beban cicilan bunga utang yang harus dibayar kepada pihak China hampir sebesar Rp3 triliun per tahun atas pinjaman USD5,5 untuk pembangunan proyek kereta cepat.

Angka tersebut berdasarkan perhitungan Forum Indonesia Transparansi Anggaran (FITRA) dengan mengasumsikan kurs Rp13.900 per USD.

“Kereta cepat hitungan-hitungan tidak masuk untuk bisnis, selain itu rakyat juga akan bertambah beban untuk membayar cicilan utang pertahun hampir Rp3 triliun,” kata peneliti FITRA, Gulfino Guevarrato di kantornya kawasan Mampang, Jakarta (15/2).

Lebih lanjut Gulfino merincikan, jumlah utang kereta cepat sebesar USD5,5 jika dikonversi dalam bentuk rupiah dengan nilai kurs Rp13.900 maka jumlah utang sebesar Rp76,45 triliun.

Skema pembayaran cicilan terbagi dua yakni 60 persen atau Rp45,87 triliun dengan bunga 2 persen pertahun, maka bunga yang harus dibayar Rp1,9 triliun per tahun.

Sementara sisanya berjumlah 40 persen atau sebesar Rp30,58 triliun dengan bunga 3,4 persen pertahun, maka bunga yang harus dibayar sebesar Rp1,1 triliun per tahun.

Sehingga jumlah keseluruhan cicilan bunga utang atas pembangunan kereta cepat yang harus dibayar oleh rakyat Indonesia sebesar Rp3 triliun pertahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan