Jakarta, Aktual.co — Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan sikap politik PDIP dalam pemilihan kepala daerah serentak, 9 Desember 2015, fleksibel, mengikuti tradisi demokrasi setempat yang beberapa diantaranya adalah dari Koalisi Merah Putih (KMP).
“Dalam konteks ini ada tradisi demokrasi yang sudah hidup di daerah setempat dan kami sudah bekerja sama. Misalnya, dengan Partai Golkar di Ngawi, lalu dengan PPP di Tasikmalaya, itu tradisi yang sudah hidup, tidak bisa kami putus,” kata Hasto saat dihubungi, Sabtu (6/6).
Hal tersebut, kata Hasto, karena pihaknya menyadari tidak bisa memenangi ajang pilkada di 269 kabupaten/kota yang akan mengikuti pesta rakyat tingkat daerah itu sendirian sehingga membutuhkan kerja sama politik baik dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun KMP.
Menurut dia, tentu saja posisi PDIP sebagai parpol penguasa pemerintahan akan dilihat sebagai keuntungan oleh banyak pihak jika berkoalisi dengan partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
Meski dengan status politik yang demikian, Hasto menegaskan pihaknya tidak akan meninggalkan cara-cara yang dibangun PDIP dalam membangun tradisi politik yang baik.
“Posisi politik ini justru kami gunakan untuk memperkuat pemerintahan Jokowi-JK karena kami tahu makna strategis dari kemenangan pilkada ini. Oleh karena itu, mungkin ada peningkatan target,” ujarnya.
Kendati demikian, ketika ditanya berapa target yang ingin dicapai oleh partai yang dipimpin mantan Presiden Megawati tersebut, Hasto enggan menyebutkan berapa.
“Setiap parpol pasti ada yang gunakan target sebagai penyemangat mereka. Kalau kita realistik saja dan seluruh prosesnya kita siapkan, yang kami inginkan pilkada ini jadi momentum terbaik rakyat untuk menentukan pemimpinnya,” kata Hasto.
Artikel ini ditulis oleh: