Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ini bergerak menguat tiga poin menjadi Rp13.499 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.502 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah bertahan di area positif terhadap dolar AS meski tipis, faktor harga minyak yang berfluktuasi menahan penguatan mata uang domestik,” kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Jumat (19/2).
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Jumat (19/2) sore ini, berada di level 30,65 dolar AS per barel, turun 0,39 persen. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 34,29 dolar AS per barel, naik 0,03 persen.
Menurut dia, fluktuasi harga minyak itu membuat pelaku pasar uang di dalam negeri kembali khawatir terhadap negara penghasil komoditas sehingga cenderung menahan transaksi dalam bentuk rupiah.
Kendati Demikian, Rully Nova mengatakan bahwa potensi rupiah untuk melanjutkan penguatan masih terbuka mengingat prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup terbuka setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuannya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan bahwa pelemahan dolar AS menyusul komentar dari salah satu pejabat The Fed yang cenderung “dovish”.
Kebijakan menaikan suku bunga The Fed di saat kondisi inflasi Amerika Serikat yang masih dalam tren rendah dan pasar keuangan global bergejolak dinilai tidak sesuai.
“Saat ini pelaku pasar sedang mencermati laju inflasi AS, apakah terus naik atau justru kembali jatuh,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (19/2) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.549 dibandingkan hari sebelumnya (18/2) Rp13.479.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka