Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo menaruh perhatian khusus kepada sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) agar ke depan Indonesia tidak lagi bergantung pada energi fosil.

“Saat ini penggunaan energi fosil sangat besar. Ada 95 persen dari bauran energi nasional. Besar sekali. Ke depan, serius, kita mau kasih perhatian ke EBTKE,” kata Jokowi di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (19/8).

Untuk itu, Jokowi meminta agar masalah yang berkaitan dengan insentif, tarif, dan perizinan disektor ini diberi perhatian khusus. Pasalnya, berdasarkan info yang diterima Jokowi, Indonesia memiliki potensi panas bumi sampai dengan 29 ribu MW.

“Ini kekuatan yang besar. Kalau diperlukan, dibuat BUMN khusus untuk Geothermal. Karena kita dari Sumatera, Jawa, ke timur, punya potensi yang besar. Perhatian khusus ke bidang ini harus betul-betul diberikan. Meskipun kita tahu harga minyak dunia baru turun,” terang dia.

Mantan Walikota Solo ini menekankan bahwa ke depan Indonesia harus bisa masuk ke EBTKE, sehingga investasi di energi baru terbarukan dapat terus didorong.

“Kita punya potensi yang besar, yang berlimpah,” pungkasnya.

Menteri ESDM Sudirman Said menambahkan, wacana mengenai pembentukan BUMN ini sebenarnya sudah lama didiskusikan. Indonesia sendiri juga sebenarnya sudah memiliki perusahaan yang bergerak di sektor panas bumi, hanya saja masih sebatas sebagai anak usaha PT Pertamina (persero) yakni PT Pertamina Geothermal Energi (PGE).

“Kita sudah lama diskusi mengenai kemungkinan itu. Sekarang sudah ada badan usaha geothermal, tapi hanya anak perusahaan. Sekarang dipertimbangkan, apa tidak sebaiknya dijadikan BUMN tapi bukan anak perusahaan,” kata Sudirman.

Menurutnya, dengan menjadi BUMN, maka Pemerintah pun bisa memberikan suntikan modal berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk melakukan berbagai studi dan eksplorasi. Meski begitu, dirinya mengaku belum bisa memastikan kapan wacana tersebut dapat terealisasi.

“Idenya melalui BUMN ini diberikan suntikan modal, untuk eksplorasi dan studi, ini menjadi modal untuk berdiskusi dan deal dengan investor,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: