Gildas berpendapat, melawan banjir “hoax” tidak bisa hanya dengan menghapus, memblokir atau mengklarifikasi konten.
“Kita harus bersama-sama membangun budaya keamanan siber dan informasi yang positif dan produktif untuk mencapai kemandirian dan kedaulatan bangsa di wilayah siber,” katanya.
Ia menekankan bahwa dalam konteks Indonesia, wilayah siber seharusnya menjadi instrumen yang dapat mempersatukan darat, laut dan udara.
“Bukan malah memecah belah bangsa kita yang Bhinneka Tunggal Ika,” katanya.[ant]
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid