Jakarta, Aktual.com — Dalam setahun, 70 persen pasien meninggal (atau mengalami beban keuangan) akibat menderita penyakit kanker. Bahkan, dalam beberapa tahun ini, banyak ditemukan penyakit kanker baru yang banyak merengut jiwa manusia.
Dalam rangka mendukung pemerintah menetapkan kebijakan yang bisa meningkatkan penanganan kanker dan perlindungan finansial terhadap penyakit yang menimbulkan kemiskinan, maka Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mengadakan kegiatan ‘Forum Diseminasi Hasil Studi ASEAN Cost in Oncology’ (ACTION) di Kemenkes RI, Senin (11/04).
Dr.Lily Sriwahyuni Sulityowati, MM, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, bahwa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait masalah kanker, pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya agar masyarakat tersebut sadar bahaya dari penyakit tersebut.
“Upaya-upaya tentu harus dilakukan bersama, melalui kerja sama lintas program dan lintas sektor serta kemitraan dengan dunia usaha, maka tantangan-tantangan mengenai kanker dan dampak ekonomi sosial yang menjadi beban masyarakat dan negara dapat ditanggulangi bersama,” ujar dokter Lily.
Studi Action tersebut telah dilaksanakan di Asia Tenggara yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam dengan total 9.513 pasien kanker.
Artikel ini ditulis oleh: