Jakarta, Aktual.co —Polda Metro Jaya curigai Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana atau dikenal dengan panggilan Haji Lulung sebagai dalang di balik aksi ricuh Front Pembela Islam (FPI) 3 Oktober lalu di depan Gedung DPRD DKI di Kebon Sirih.
Informasi itu didapat Team 9 FPI dari keterangan para anggotanya yang ditahan kepolisian pasca demo menolak Ahok yang berakhir ricuh tersebut.
Kata Ketua FPI DKI Jakarta Habib Salim Al Attas, polisi saat menginterograsi sejumlah anggota FPI yang ditahan menanyakan benar tidaknya Haji Lulung yang membiayai demo.
“Masa polisi saat interograsi langsung nanya Haji lulung ya yang danain? cerita anggota FPI yang ditahan gitu. Untungnya memang anak-anak gak kenal Haji lulung, jadi cuma tau di TV. Artinya polisi menduga Haji Lulung yang danain,” ujar Salim yang dikenal dengan panggilan Habib Selon itu di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (17/10).
Tapi, mendapat laporan itu Lulung sendiri justru menilai wajar saja. Karena sejak awal dia memang sudah menduga namanya bakal disebut-sebut sebagai ‘sponsor’ aksi ricuh tersebut. 
Kendati demikian dia menegaskan kalau dirinya sama sekali tidak terlibat dengan kasus tersebut. Bahkan dia mengaku tahu adanya kericuhan itu justru dari berita di televisi. 
Namun dari hanya melihat berita yang ditayangkan salah satu stasiun televisi itu, dia mengaku sudah bisa menduga kalau kericuhan itu adalah sebuah konspirasi. “Saat saya melihat di televisi dari TV One, saya orang yang pertama mengatakan ini konspirasi,” ujarnya. 
Selain itu dia juga menilai polisi telah melakukan kesalahan prosedur dalam menertibkan kericuhan itu.
“Pasalnya di wilayah Kebon Sirih, Balaikota dan Istana Negara yang merupakan wilayah Ring 1 seharusnya kejadian seperti itu tidak boleh terjadi. Harusnya rekan dewan yang lain juga bertanya kenapa itu bisa terjadi ? Jadi bukan hanya sekedar usut dalangnya, tapi cari aktor intektualnya,” paparnya.
Selain itu, Lulung juga mempermasalahkan sikap media yang seolah-olah menempatkan bahwa desakan FPI dan berbagai ormas yang menuntut pelengseran Ahok merupakan pertarungan antara dirinya pribadi dengan Ahok.
“Pertama saat aksi yang pertama saya ikut orasi dan sejak awal media telah membentuk seolah-olah ini pertarungan ‘head to head’ antara Haji Lulung dan blokohok (Ahok). Padahal ini permasalahan Ahok dengan masyarakat, Ahok dengan DPRD.”  

Artikel ini ditulis oleh: