Meutya yang juga anggota Komisi I DPR itu menilai RUU Anti-terorisme juga secara komprehensif perlu mengatur upaya-upaya deradikalisasi sebagai upaya paralel dengan langkah-langkah penumpasan aksi teror.

Selain itu, dia menegaskan bahwa Fraksi Partai Golkar mengutuk rangkaian aksi teror yang terjadi, mulai dari insiden di Mako Brimob, ledakan di 3 gereja di Surabaya, Sidoarjo dan terakhir di Mapolrestabes Surabaya.

“Badan Intelijen Negara sebagai badan yang menjadi koordinator dari fungsi-fungsi intelijen berbagai lembaga perlu memperbaiki kinerjanya untuk menghentikan rangkaian aksi teror yang terjadi,” ucapnya, menegaskan.

Menurut dia, BIN perlu menjelaskan untuk rasa keamanan bersama, apa yang terjadi dan bagaimana hingga rangkaian aksi yang cukup besar, dan di beberapa titik, terjadi tanpa deteksi awal.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid