Jakarta, Aktual.com – Sekertaris Fraksi PAN Yandri Susanto, menilai tindakan penolakan dan pengusiran yang dilakukan organisasi masyarakat Bali terhadap Ustd Abdul Somad, merupakan tindakan yang tidak elok dilakukan.
Bahkan, ia menegaskan sikap ormas Bali mencerminkan anti terhadap Pancasila, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.
“Saya kira tindakan itu tidak elok ya, justru yang melakukan itu anti Pancasila, anti Kebhinekaan,” tegas Yandri, di Jakarta, dimuat Selasa (12/12).
Menurut dia, bila mereka mengerti dengan empat pilar kebangsaan yang gencar disampaikan MPR RI, seharusnya tidak akan terjadi tindakan yang mengarah pada persekusi tersebut. Pasalnya, di negeri ini harus saling menghormati antar perbedaan, terlebih soal keyakinan agama seseorang.
“Sudah menjadi tugas seorang ustad, seorang ulama yang paham tentang agama Islam, tentu dia harus melakukan pencerahan kepadaa umat, tidak mungkin kemudian disamakan dengan umat Hindu, Budha, ga mungkin karena cara pandang mereka tentang agama berbeda dengan umat Islam, maka itu muncul Kebhinekaan,” papar anggota komisi II DPR RI itu.
“Kalau kemudian itu harus disamakan, justru salah. Sehingga apa yang dilakukan Abdul Somad sudah sangat betul, dan apa yang dilakukan sekelompok oknum masyarakat Bali itu yang tidak patut ditiru dan tidak Pancasilais,” pungkas ketua DPP PAN ini.
Diketahui sebelumnya, penolakkan Ustad Abdul Somad untuk datang ke Bali untuk melakukan safari dakwah dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, sempat ditolak oleh legislator asal Bali Arya Wedakarna. Penolakkan itu dilakukan Arya melalui akun media sosial facebook miliknya, beberapa hari sebelum Ustad Abdul Somad menginjakkan kakinya di Pulau Dewata.
Arya menolak kehadiran Ustad Abdul Somad, karena dinilai akan mendirikan negara khilafah di Bali.
“Siapapun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung.”
“Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui fan page Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat (1/12).
Novrijal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang