Jakarta, Aktual.com – Ratusan massa yang mengatasnamakan Solidaritas untuk Pergerakan Aktifis Indonesia (Suropati), menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dan Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (18/1).
Mereka mendatangi dua objek vital tersebut untuk menuntut penolakan perpanjangan kontrak kerja sama PT Freeport Indonesia (PTFI) di Bumi Cenderawasih. Salah satu alasannya, lantaran keberadaan perusahaan eksplorasi emas tersebut tidak menyejahterakan rakyat Indonesia.
“Keuntungan Freeport hanya untuk Amerika. Harga diri kita diinjak-injak, karena hanya dapat 10 persen saham,” ujar salah seorang orator saat berorasi dari atas mobil pikap biru.
Sang orator menambahkan, beroperasi PTFI tersebut tak ubahnya seperti perusahaan dagang Belanda era kolonial, VOC. Sebab menguras kekayaan bangsa demi kepentingan negeri sendiri. “Freeport adalah VOC wajah baru, menginjak-injak Indonesia dengan menguasai perdagangan kita,” kata dia.
Menurutnya, PTFI mampu bertahan melakukan eksplorasi kekayaan alam Indonesia di Papua sejak 48 tahun lalu hingga kini, lantaran dibekingi pengkhianat bangsa.
Pengkhianat itu, ujar dia, masih ada hingga kini. Berdasarkan catatan Suropati, sedikitnya tiga orang berada di Kabinet Kerja tersebut yakni Wapres Jusuf Kalla, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Sudirman Said.
JK disinyalir berkepentingan di balik perpanjangan kontrak PTFI, lantaran berlatar belakang sebagai pengusaha dan disinyalir ingin menguasai beberapa proyek terkaitnya. Bahkan beberapa waktu lalu ‘trah’ Kalla kedapatan bertemu dengan bos Freeport, McMoran James R Moffer alias Jim Bob. Sedangkan kedua pembantu Jokowi, kata sang orator, “Mereka adalah antek neolib,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: