Jakarta, Aktual.co — Setelah menuai kecaman dari Pemerintah terkait molornya komitmen membangun pabrik pemurnian mineral (Smelter), PT Freeport Indonesia akhirnya memutuskan untuk menggunakan lahan PT Petrokimia Gresik untuk membangun smelter seluas 60 hektare (ha). Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin.
“Smelter harus jalan, karena ini komitmen Freeport kepada Pemerintah. Ditentukanlah lokasi di wilayah Jawa Timur, titik pointnya di Gresik,” kata Maroef di kantornya, Jakarta, Kamis (22/1).
Ia menjelaskan, alasan pihaknya memilih lokasi Gresik lantaran telah melalui proses uji kelayakan (feasibility study), dan infrastruktur di wilayah tersebut sehingga cocok untuk membangun smelter.
“Kenapa Gresik, saya rasa rekan tahu kalau kita mau menghasilkan sesuatu, ada added value tentu memerlukan suatu upaya. Kebetulan di lokasi yang kita tentukan itu, berdempetan dengan BUMN kita, Petrokimia Gresik,” jelasnya.
Menurutnya, limbah smelter yang menghasilkan sulfur akan berguna sebagai bahan baku untuk Petrokimia. Hal ini juga tentu akan mengurangi impor dan biaya operasional dari perusahaan pelat merah tersebut.
“Banyak limpahan dari smelter itu bisa digunakan. Acid, limestone itu juga bisa untuk semen. Selain itu ada smelter yang sudah existing di wilayah tersebut PT Smelting Gresik. Pas disebelah kanannya itu kawasan industri Gresik, jadi logistik costnya tidak ada, rendah,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, di sekitar wilayah tersebut juga terdapat pelabuhan sehingga memudahkan proses distribusi dan transportasi. Dengan demikian, pembangunan smelter di Gresik akan memberikan nilai tambah kepada Petrokimia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka













