Direktur Jendral Mineral dan Batubara (Minerba), Bambang Gatot Ariyono. (ilustrasi/aktual.com)
Direktur Jendral Mineral dan Batubara (Minerba), Bambang Gatot Ariyono. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Sampai saat ini divestasi 10,64 persen saham Freeport oleh pemerintah Indonesia belum ada kemajuan yang berati, negosiasi mengalami stagnan pada tawaran harga oleh Freeport yang dirasa terlalu mahal oleh pemerintah.

Meski dalam prosesnya manajemen Freeport telah membalas surat dari pemerintah, namun berdasarkan pengakuan Direktur Jendral Mineral dan Batubara (Minerba), Bambang Gatot Ariyono, Freeport bersikeras dengan perhitungan harga.

Saat ini menurut Bambang, dirinya menunggu arahan dan gebrakan dari Menteri ESDM yang baru, Ignasius Jonan. Kebijakan seperti apa yang akan dilakukan oleh Jonan mengenai divestasi pada pola perhitungan yang diinginkan oleh Freeport.

“Saya masih menjawab surat terakhir, dia menjawab kita jawab lagi, mereka kan masih nawarkan itu. Tunggu gebrakan pak Jonan,” kata Bambang di Kantor Kementerian ESDM, Senin (17/10).

Sebagaimana diketahui berdasarkan perhitungan tim divestasi saham yang dibentuk pemerintah, jumlah 10,64 persen saham Freeport ditaksir sebesar USD 630 juta.

Namun Freeport tetap pada pendiriannya mematok saham tersebut seharga USD1,7 miliar atau setara dengan Rp23,63 triliun dengan kurs Rp 13,900

Director and Executive Vice President Freeport Indonesia Clementino Lamury telah menjelaskan bahwasanya penawaran yang diajukan oleh Freeport berdasarkan perhitungan dengan memasukkan asumsi perpanjangan operasi yang akan didapat Freeport setelah 2021.

Selain itu, dia juga telah menghitung investasi yang telah dikeluarkan Freeport sebesar USD4,3 miliar untuk tambang bawah tanah (underground mining), serta rencana investasi yang akan dikeluarkan saat ini hingga berakhir kontrak pada 2021.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka