Sejumlah Haul Truck dioperasikan di area tambang terbuka PT Freeport Indonesia di Timika, Papua, Sabtu (19/9). PT Freeport Indonesia kini mendapat izin ekspor untuk Juli 2015 - Januari 2016 dengan kuota ekspor mencapai 775.000 ton konsentrat tembaga. Selain itu Freeport mendapat pengurangan bea keluar menjadi lima persen lantaran kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Gresik, Jawa Timur, yang sudah mencapai 11 persen. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye/15

Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mendorong agar PT Freeport Indonesia (PTFI) bisa melantai di bursa saham Indonesia. Dirinya optimis dengan PTFI melakukan Initial Public Offering (IPO), dapat mendorong kinerja industri pasar modal domestik menjadi lebih baik.

“Aturan dari kami perusahaan apapun bisa, selama legal. Kalaupun ditawarkan ke pemerintah duluan, pemerintah mau listed lagi bisa. Saya hanya himbau. Aturannya tidak dilarang,” kata Tito di gedung BEI, Jakarta, Rabu (28/10).

Ia menegaskan bahwa sudah seharusnya perusahaan asing maupn anak usaha yang mengelola sumber daya alam Indonesia dinikmati juga oleh masyarakat Indonesia.

“Bukan hanya sekedar listed di bursa supaya masyarakat bisa ikut. Tapi tolong Taspen, BPJS dan Asabri diberi kesempatan punya. Kalau BUMN kan hanya BUMN. Kalau Taspen, Asabri dan lain-lain itu semua pensiunan tentara, PNS dan semua rakyat bisa menikmati, kalau perlu kasih gratis. Di luar negeri kasih gratis kok. Kenapa kita gak bisa?,” ungkap dia.

Tito juga memastikan bahwa pihaknya bersama Otoritas Jasa keuangan (OJK) bisa menerbitkan aturan agar IPO saham Freeport hanya bisa ditransaksikan oleh investor lokal.

“Bisa. Aturan OJK memungkinkan, itu namanya keberpihakan. Malaysia pernah (mengatur) IPO seperti itu, bisa. Di Republik Ceko juga pernah dilakukan itu. Kita bisa dan sistem kita sistem internal kliring dan KSEI, KPEI kita memungkinkan kita batasi asing beli. Bisa,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka