Polemik Pencatutan Nama Presiden Terkait Saham Freeport (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com —  Analis Politik Geopolitik Hendrajit menilai masyarakat salah melihat polemik tudingan Menteri ESDM Sudirman Said terhadap Setya Novanto terkait meminta saham gratis ke Freeport. Seharusnya bukan menyorot sepak-terjang Setya Novanto atas dasar tudingan Menteri ESDM, namun justru pada sepak-terjang Freeport yang berhasil mengadu-domba para pemain kunci pemerintahan.

“Freeport seperti halnya sepak-terjang VOC Belanda ketika mengadu-domba para pangeran di kerajaan Mataram. VOC Belanda maupun Freeport sebagai VOC gaya baru, bisa dengan mudah menguasa sumber daya alam karena begitu mudahnya para elit politik kita diadu-domba. Mereka bernafsu untuk memegang kewenangan dalam berunding dengan Freeport,” ujar Hendrajit ditulis Aktual, Kamis (19/11).

VOC Belanda dulu, lanjut Hendrajit, saking nafsunya para pangeran dan adipati berebut posisi kekuasaan untuk bagi hasil dengan penjajah Belanda, akhirnya Mataram dibelah dua jadi Solo dan Yogya.

“Kelakuan Freeport mengadu domba unsur pemerintah dan DPR ini bisa jadi pertanda yang tidak bagus ke depannya. Pihak asing jadi dengan mudah melakukan pemetaan politik internal NKRI. Sekaligus menciptakan prakondisi pelemahan internal NKRI sekaligus,” jelasnya.

Freeport, dalam hal ini James Moffet dan jajaran direksinya, nampaknya tahu persis di lingkar dalam kekuasaan Jokowi sedang terjadi keretakan karena berebut lahan-lahan strategis perekonomian. Khususnya di Energi dan Migas.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka