Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menyampaikan pidato politiknya pada acara Pembukaan Rapimnas Partai Golkar Tahun 2016 di JCC, Jakarta, Sabtu (23/1). Rapimnas yang akan berlangsung hingga Senin (25/1) tersebut akan membahas sejumlah agenda konsolidasi seluruh kader Partai Golkar sebagai langkah penyelamatan partai. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com —  Forum Silaturahmi KAPPI Angkatan 1966 (FS-KAPPI ’66) mengingatkan agar para elite Partai Golongan Karya (PG) dalam perhelatan Munaslub mendatang tidak berebut kekuasaan pada konteks mengajukan calon ketua umum partainya pada periode 2016-2021 mendatang.

Para aktivis KAPPI Angkatan 1966 secara perorangan banyak yang menyalurkan partisipasi politiknya di Partai Golkar, ditengah partai beringin pernah terbelah oleh elitnya dengan mendirikan partai baru dan memimpinnya seperti Wiranto mendirikan Partai Hanura, Prabowo mendirikan Partai Gerindra dan Surya Paloh yang mendirikan Partai NasDem.

“Sekalipun kami tidak berada di struktural partai, tapi secara all out dan berdarah-darah bersama Bang Akbar Tandjung menyelamatkan Golkar sejak gelar Munaslub di HI, deklarasi Golkar menjadi partai politik di GBK, ikut berjuang untuk kebebasan hukum Bang Akbar di MA, sampai pada turur hadiri Munas Riau. Untuk menjadi ketua umum Golkar tidak cukup hanya diserahkan kepada kaum muda jika ingin Golkar mengembalikan suara di Pemilu 2019,” ujar Komandan FS-KAPPI ’66, Binsar Effendi Hutabarat dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (1/3).

Menurut Komandan Gerakan Nasionalisasi Migas (GNM) ini menyebutkan paling tidak suara Golkar di posisi yang sama seperti hasil Pemilu 2014 lalu.

“Rakyat masih melihat pemimpin parpol sekaliber Megawati, Prabowo dan Surya Paloh. Jika asal-asalan karena terbungkus oleh karena senang dan tidak senang seperti nama-nama Ade Komarudin, Azis Syamsuddin, Idrus Marham, Bambang Utoyo dan lainnya yang didukung secara membabi buta, jangan harap suara Golkar bisa bertahan,” jelasnya.

Secara jujur dari hasil pantauan FS-KAPPI ’66 di daerah-daerah dalam Pilkada serentak pada 9 Desember 2015 lalu, rakyat yang masih memilih calon Gubernur, Bupati atau Walikota dari Golkar, baik yang diusung sendiri maupun yang bergabung dengan parpol lain, adalah konstituen kultural yang masih mencintai Golkar hanya karena partai beringin ini identik miliknya almarhum Pak Harto.

“Ini realitasnya, maka masih ada suara Golkar di Pilkada serentak itu,” jelasnya.

Bobby Beng Floris menambahkan jika Tommy Suharto pantas untuk menjadi ketua Golkar. Bobby yang merupakan Koordinator Lapangan organisasi Garuda Pancasila Wawasan Nusantara (GPWN), menuturkan jika dalam silaturahmi dengan Hutomo Mandala Putra (Tommy Suharto) selama 4 jam dirinya masih mencintai Golkar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka