Jakarta, Aktual.com – Forum Solidaritas Kemanusiaan (FSK) bersama para guru besar dan aktivis mengajak masyarakat untuk berdonasi guna membantu melawan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Bertajuk “Bantu Penanganan COVID-19”, donasi bisa diberikan melalui platform kitabisa.com.
“Kita buka kesempatan pada masyarakat untuk membantu menangani COVID-19. Seperti penggalangan dana di kitabisa.com,” kata Koordinator Bidang Mobilisasi Sumber Daya Forum Solidaritas Kemanusiaan (FSK) Arifin Purwakananta dalam keterangannya pada Sabtu.
Arifin mengatakan masyarakat Indonesia justru semakin gemar berdonasi di masa-masa sulit seperti saat pandemi. Bahkan World Giving Index mencatat Indonesia sebagai negara paling dermawan.
“Dalam World Giving Index disebutkan bahwa 83 persen orang pernah menjadi donatur. Makanya kita jadi nomor 1 paling dermawan di antara negara maju,” katanya.
Sedangkan menurut penelitian Arifin dan tim ditemukan bahwa pada masa seperti ini, justru orang melipatgandakan donasi. Mereka juga semakin senang bergotong royong untuk membantu sesama di masa sulit ini.
“Dalam penelitian ini, donasi naik 20 persen di masa pandemi, walau ekonomi lemah,” katanya.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan bahwa donatur Indonesia tidak hanya dari orang kaya. Donatur datang dari berbagai kalangan, terutama anak muda.
“Kalau di Baznas contohnya, 60 persen donatur ini anak-anak muda, kepeduliannya tinggi. Mereka adalah karyawan bergaji UMR hingga mahasiswa yang mau membantu menangani COVID-19,” katanya.
“Ada juga di kalangan ojol, mereka berdonasi untuk membantu menangani musibah. Orang-orang seperti ini tumbuh kepeduliannya,” lanjut dia.
Tempat yang dipilih untuk berdonasi juga beragam. Bukan hanya ke lembaga kemanusiaan resmi, tapi juga ke tempat lain.
“Selain di tempat resmi, mereka bantu saudara, tetangga, teman sekolah dan lainnya. Bukan karena banyak uangnya, tapi ingin membantu gotong royong,” ujarnya.
Meski jumlah donasinya kecil, ketika dikumpulkan akan menjadi banyak. Hal ini juga sesuai dengan prinsip gotong royong
“Sekarang dengan teknologi digital, mereka bisa menyumbang berapapun jumlahnya, sehingga uangnya bisa terkumpul banyak,” ucapnya.
Dia menilai, dalam mengatasi COVID-19 ini Indonesia memerlukan semangat kebersamaan. “Kita tidak bisa mengandalkan pemerintah dan tenaga medis, diperlukan simbol kekuatan dari masyarakat dan stakeholder,” kata dia.
Keberadaan FSK, menurut dia, punya strategi gotong rotong dalam penanganan Covid-19 yang kuat. Ada tokoh masyarakat, akademisi, aktivitas dan lainnya saling bergandengan tangan.
“Pemerintah sudah berjalan baik dan kita perlu kuatkan, negara besar selalu melibatkan aspek untuk pelengkap,” tutupnya.
Sementara itu Divisi Jaringan dan Kerjasama FSK Elvira Rumkabu menjelaskan dalam situasi pandemi advokasi bersama menjadi kunci penting. Ia yang tinggal di Papua dengan keterbatasan akses dan ketersediaan fasilitas kesehatan menjelaskan bahwa situasi pandemi saat ini menjadi sangat menakutkan.
“Membangun jejaring di level lokal dan nasional menjadi sangat urgent. Itu sebabnya saya berharap dengan keterlibatan saya dalam FSK akan memberikan kontribusi juga dalam kerja-kerja advokasi COVID di Papua maupun di tingkat nasional. Tidak ada agenda politik yang diusung, tapi agenda kemanusiaan,” ujarnya.
Dalam situasi krisis seperti sekarang, jelas dia, sangat dibutuhkan langkah cepat serta dukungan sumber daya manusia yang punya jejaring luas tetapi tetap dengan rasa kemanusiaan dan solidaritas sebagai modal utama.
Ia percaya keberadaan FSK dapat berkotribusi positif bagi upaya penanganan COVID-19. Salah satu kekuatan FSK adalah memperkuat advokasi dengan memanfaatkan jaringan kerja yang sudah ada serta tidak lagi menginisiasi kerja baru, tetapi mensinergikan kerja-kerja yang ada sehingga lebih strategis.
(Antara | Diva Ladieta)
Artikel ini ditulis oleh:
Aktual Academy