Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Widodo Tri Sektianto mengatakan ada kabar yang tak sedap bahwa dibubarkannya Petral lebih dilandasi oleh subjektivitas kepentingan para pemain/trader migas dan brokernya yang ada di pusaran kekuasaan Jokowi yang pada saat Pilpres banyak menggelontorkan dana kampanye bagi Jokowi-JK.
“Karena dengan masih dikuasainya Petral oleh para trader-trader dan mafia migas era sebelum Jokowi sangat tidak mungkin para donatur Jokowi yang berbisnis impor BBM dan crude bisa masuk dan bersaing untuk menyuplai BBM dan crude oil ke Petral,” kata dia dalam siaran pers yang diterima redaksi, Kamis (4/6).
Selain itu, lanjutnya, sudah tiga bulan Pertamina lewat ISC sudah tidak memesan pasokan impor BBM dan crude oil dari Petral yang katanya dapat menghemat sebesar 22 juta dollar, artinya membeli BBM atau crude oil dari Petral ataupun tidak semua bergantung pada manajemen Pertamina.
Dan selama 3 bulan Petral juga melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan di luar negeri yang sudah tentu menghasilkan keuntungan, dimana keuntungannya akan transparan karena Petral adalah perusahaan yang beroperasi dan berdiri di Singapore yang berbadan hukum Singapore.
“Jadi pembubaran Petral sangat tidak beralasan, kalau memang ada mafia Migas selama ini di Petral gampang kok suruh aja KPK membuat investigasi,” tutupnya.
Seperti diketahui, pembubaran Petral yang merupakan anak perusahaan Pertamina di luar negeri oleh Direktur Pertamina atas perintah Meneg BUMN patut dicurigai adanya agenda besar untuk memindahkan penguasaan impor BBM dan crude oil dari group mafia migas yang lama ke group mafia migas berkedok Trisakti dan Nawacita.
Artikel ini ditulis oleh: