Jakarta, Aktual.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menegaskan akan terus mengawal proses kerjasama bisnis dengan PT Bumi Sarana Migas (BSM) dalam pembangunan Proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal di Bojonegara, Banten, Jawa Barat, yang berpotensi merugikan PT Pertamina (Persero).

Dikatakan oleh Presiden FSPPB, Noviandri bahwa dirinya tidak menginginkan perusahaan BUMN itu mengalami ketergantungan dan beban margin atas suplai gas dari terminal tersebut. Namun, sepanjang proses bisnis dilakukan dengan menguntungkan kedua belah pihak, maka dia akan memberi dukungan terhadap hal itu.

“Jadi kita akan terus mengawasi. Ini menjadi perhatian kita. Kita akan bandingkan harga gas dunia dengan harga beli oleh Pertamina. Kalau margin-nya terlalu tinggi, kita akan laporkan. Tapi sepanjang saling menguntungkan, tak masalah,” kata Noviandri kepada Aktual.com di Jakarta, Rabu (28/12).

Sebelumnya Juru bicara PT Bumi Sarana Migas, Nanda Sinaga merahasiakan nama-nama partnernya (temasuk Pertamina) dalam pembangunan proyek yang berkapasitas 500 mmscfd (kurang lebih 4 juta ton) itu.

Namun anak perusahaan Kalla Group (PT BSM) itu mengaku sedang melakukan finalisasi pembagian porsi saham atas proyek tersebut.

“Porsi saham sedang difinalisasi dengan partner dari Jepang dan lokal,” jawabnya yang menolak untuk membuka nama partnernya saat ditanyakan oleh Aktual.com, Selasa (15/11)

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka