Jakarta, Aktual.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menginginkan Dirut Pertamina berasal dari internal organisasi yang ada. Mereka merasa akan ada pengaruh emosional dalam budaya organisasi yang mampu menjadi perekat sehingga menjadi pemicu produktifitas kinerja.
Selain itu kata Presiden FSPPB, Noviandri, jika yang diambil sebagai dirut berasal dari internal, tentunya mampu diukur dan teruji secara kapasitas tentang core bisnis yang digeluti.
“Siapapun Direktur Utama Pertamina, dengan pengalaman kemarin (Kegoncangan hingga pencopotan Dirut) maka harus mengerti bisnis migas. Tidak bisa ujuk-ujuk dari perusahaan susu dari kelapa sawit lalu kesini jadi Dirut,” katanya di Jakarta, Selasa (28/2).
Namun, berkaitan dengan kandidat calon dirut dari internal, nama Rachmat Hadadi disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Tetapi Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdninand Hutahaean mengatakan sosok Rahmat Hardadi bukanlah orang yang tepat untuk menjabat sebagai orang nomor wahid di Pertamina.
“Rahmad Hardadi bukanlah orang yang tepat untuk menduduki posisi Dirut Pertamina. Ada beberapa alasan yang membuat kami ragu akan kemampuan, kapasitas, kapabilitas serta visi dari Dia terhadap Pertamina,” kata Ferdninand.
Contohnya lanjut Ferdinand, ketika Rahmat Hardadi menjabat Direktur Pengolahan, dia tidak mampu menunjukkan profesionalismenya.
“Kita lihat banyak kilang tidak diurus dengan benar. Jadwal maintenance tidak dilakukan, sehingga dampaknya beberapa bulan lalu terjadi gangguan secara beruntun,” tukasnya.
Laporan: Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan