Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar (kiri) memimpin rapat internal di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/7). Menteri ESDM pengganti Sudirman Said tersebut mempersiapkan tiga kebijakan yang akan dijalankan dalam membenahi sektor energi, yaitu pemanfaatan sumber daya alam, membangun kedaulatan energi guna menjamin pasokan kebutuhan, dan memberikan jaminan kepastian hukum bagi investor luar dan dalam negeri. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Gelombang penolakan terhadap mantan Wakil Ketua Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Johanes Widjonarko, untuk menjabat sebagai Wakil Menteri (Wamen) ESDM, semakin meluas.

Keraguan atas komitmen Menteri ESDM yang baru, Arcandra Tahar pun mulai terbersit di kalangan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).

Federasi meminta Arcandra tidak memilih sosok Johanes Widjonarko sebagai pembuktian, bahwa Menteri ESDM yang sekarang konsisten memerangi mafia migas di Indonesia.

“Kami minta kepada Menteri ESDM yang baru, tunjukkan komitmen pemberantasan mafia-mafia migas,” kata Presiden FSPPB, Noviandri di Gedung Pertamina Jl Medan Merdeka Jakarta, Kamis (4/8).

Noviandri mengingatkan, denga latarbelakang seorang profesional, Arcandra diharapkan mampu mempelajari berbagai tipuan dan pola permainan mafia di sektor energi. Jika hal ini tidak dipahami dalam waktu singkat, Noviandri khawatir para mafia menjerat dan menyulitkan berbagai kebijakan Arcandra.

“Nama itu tidak tepat. Orang yang sudah mempunyai masalalu tidak bagus, menurut kami jangan digunakan lagi. Para mafia berupaya menyulitkan Menteri yang baru dengan berlatar belakang seorang profesional ini,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui jejak rekam karir Johanes Widjonarko mempunyai catatan keterkaitan skandal korupsi di SKK Migas. Kasus tersebut membelit mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini menjadi pesakitan. (Dadang Sah)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid