Banda Aceh, Aktual.com – Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak kerjasama Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan perusahaan minyak asing.
Ketua FSPPB Sumbagut I Sutrisno, menyebutkan, apabila hal tersebut tetap dilakukan, maka Indonesia tidak lagi berdaulat di sektor energi dan semuanya telah dikuasi oleh pihak asing.
“Untuk di Kilang Cilacap akan dilakukan kerjasama dengan perusahaan minyak asing yang bernama Saudi Aramco dan mengapa pengembangan kilang itu tidak dilakukan oleh Pertamina sendiri dan mengapa harus ada perusahaan minyak asing,” ujar Sutrisno di Lhokseumawe, Minggu (1/1).
Dia menegaskan, dengan meningkatkan produksi minyak 400 ribu barel, maka perusahaan minyak asing tersebut akan mendapatkan saham 45 persen dari kilang minyak Cilacap.
Bahkan ada wacana, dalam program pengembangan untuk mendapatkan 400 ribu barel tersebut, Indonesia harus menggadaikan seluruh isi kilang minyak, aset dan seluruh peralatannya.
Ditambahkan, seluruh pekerja Pertamina berupaya melakukan nasionalisasi sumur-sumur minyak di tanah air. Saat ini, hanya 18 persen sumur minyak dikuasai Pertamina, 85 persen lainnya dikuasai asing.
Laporan: Masriadi Sambo
Artikel ini ditulis oleh: