Ia menambahkan, pihaknya terus melakukan ikhtiar untuk mendampingi umat dalam menjaga kultural agar tetap bersatu padu membangun bangsa. Pasalnya, masjid memiliki peran penting dan potensi yang begitu besar.
“Ada tiga unsur potensi yang harus dikembakan yaitu pelatihan imam masjid, takmir masjid, dan aktivis masjid seperti remaja masjid, ” jelasnya.
Sementara itu, Ahmad Muslim Wakil Koordinator FSTM Jakarta tidak menilai bahwa saat ini fenomena maraknya aksi teroris dan gerakan radikalisme yang mengatasnamakan agama seperti jihad masih menjadi ancaman bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini juga sebagai bagian peran penting para takmir masjid agar bisa menjaga masjid dari ancaman gerakan radikalisme.
“Dari masjid, kita serukan gerakan anti kekerasan dan radikalisme, mari kita kampanyekan hidup damai rukun demi terciptanya keutuhan NKRI. Pasalnya, adanya pembiasan pemaknaan jihad yang melukai nilai-nilai kemanusiaan dan berlawanan dengan teks-teks ajaran Islam sendiri,” bebernya.
Ia menilai, tidak dipungkiri saat ini banyak masjid di Jakarta yang dijadikan tempat penyebaran faham dan gerakan radikalisme. Oleh karenanya untuk memutus mata rantai, pihaknya terus gencar menyebarkan virus bahwa islam itu merupakan agama yang cinta damai anti kekerasan dan mengkampanyekan gerakan islam yang rahmatan lil alamin, mencitai sesama umat manusia dan saling merangkul tanpa memandang suku, ras, agama dan golongan.
“Dengan kata lain, tantangan kekinian yang dihadapi bangsa Indonesia adalah radikalisme. Radikalisme berpuncak pada terorisme, akibatnya, bangsa Indonesia dilanda krisis multidimensi dan dekadensi moral,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Andy Abdul Hamid