Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi berpose sebelum mengikuti pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7). Presiden Joko Widodo melakukan perombakan terhadap 12 menteri dan satu kepala badan dalam Kabinet Kerja. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/16.

Jakarta, Aktual.com – Meski Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Efendi, berencana membatalkan mewacanakan full day school, namun hal tersebut ditanggapi serius oleh wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf.

Gus ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf, menjelaskan bahwa full day school memang bagus. Tetapi, di Jawa Timur tidak bisa diterapkan. Selain masalah banyaknya sekolah yang fasilitasnya tidak memenuhi, anggaran juga pasti akan berubah.

Kalaupun jika nantinya akan diterapkan Mendikbud, memang tidak bisa dilaksanakan secara langsung. Tetapi, masih kata Gus Ipul, ada trik untuk mensiasatinya. Misalkan, sekolah dipraktekkan semacam pondok pesantren yang sudah lama menerapkan layaknya full day school.

“Bahkan, jika perlu harus ada jam-jam mata pelajaran yang di luar sekolah. Kalau di wilayah pelosok, fasilitas sekolah tidak mungkin bisa. Nah, bisa saja ada nuansa di luar sekolah misalkan alam bebas. Siswa jadi tidak jenuh.” ujarnya.

Oleh sebab itu, meski masih dalam wacana, Gus Ipul tetap mengapresiasi, bahkan akan memanggil beberapa pakar mulai pakar pendidikan, psikologi dan sebagainya untuk membahas bagaimana bentuk full day school yang bisa diterapkan di masyarakat Jawa Timur.

“Kita tetap apresiasi, makanya kita akan segera lakukan diskusi untuk penerapan di jawa timur sebaiknya seperti apa. Karena setiap daerah beda kulturnya. Sebab, Jatim Tidak bisa semuanya menerapkan Full Day school” tutup Gus Ipul.

Sementara di tempat terpisah, Kepala Sekolah SDN Muhamadiyah 4 Surabaya, Edi, yang sudah melaksanakan sistem Full Day School sebelum wacana itu ada, menjelaskan, penerepan sistem tersebut perlu adanya banyak perubahan dari sistem reguler.

“Kita sudah setahun menerapkan Full Day School. Fasilitas sekolah itu penting, biar anak tidak jenuh. Kemudian bimbingan guru, para guru harus disiapkan cara metode pengajarannya. Nah, kalau soal anggaran itu sudah pasti. Karena angaran kita tidak boleh membebankan biaya pada wali murid.” tuturnya. (Ahmad H. Budiawan)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid