Jakarta, Aktual.com – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali coba-coba tarik kasus reklamasi Teluk Jakarta ke urusan politik jelang Pilkada DKI 2017. Seakan urusan reklamasi dengan segala permasalahannya sengaja dimunculkan lawan politik untuk menyerang.
Seperti biasa, senjata tudingan dikeluarkan dia. Dengan mengatakan ada kelompok yang campur adukkan politik di soal reklamasi. “Saya lagi diserang, itu saja,” tuding dia, Minggu (17/4).
Sekali lagi juga, pola-pola yang sama juga dia sampaikan sebagai bentuk pembelaan atas proyek reklamasi yang kasus hukumnya sedang bergulir di KPK. Kata Ahok, reklamasi tidak mengganggu tangkapan ikan nelayan.
Bahkan dengan yakin dia mengatakan sudah tidak ada ikan di Teluk Jakarta. “Mana ada nelayan tangkap ikan di teluk Jakarta yang begitu kotor? Kalau di teluk Jakarta banyak ikan, sudah kaya raya orang Jakarta,” ucap dia.
Ahok terus keluarkan pernyataan di sana-sini pasca Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Komisi IV DPR RI meminta proyek reklamasi dihentikan sebelum persyaratan dipenuhi.
Saat konferensi pers yang digelar di kediamannya, Menteri Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti malah mengingatkan media massa agar tidak membuat gaduh persoalan reklamasi ini. Pernyataan yang menuai pertanyaan. Sebenarnya, media atau Ahok sendiri yang membuat gaduh pusaran persoalan reklamasi?
Sebab jika ditelusuri kembali, Ahok sendiri yang selalu keluarkan pernyataan gaduh. Misal dengan mengingatkan KKP dan DPR agar jangan akal-akalan untuk menekan pengusaha.
Bahkan ucapan sang gubernur yang pernah bangga dapat julukan ‘Gubernur Podomoro’ ini kemudian melebar dan malah menuding sekaligus menantang anggota dewan dan KKP yang minta reklamasi dihentikan. Yakni menantang untuk berani lakukan pembuktian terbalik di harta kekayaan. “Jadi, anak, istri, gaya hidup, semua, keluarin dulu. baru kita enggak ‘suudzon’ (prasangka buruk) sama kamu (KKP dan Komisi IV DPR).”
Artikel ini ditulis oleh: