Jakarta, Aktual.co —Usai diperiksa Panitia Khusus Hak Angket DPRD DKI, konsultan e-budgeting Pemprov DKI, Gagat Dijiwarno bungkam saat dicecar awak media yang menunggu di luar ruangan rapat. Gagat tampak menghindar begitu lampu kamera wartawan menyorot ke wajahnya.
“Saya ngga biasa wawancara,” ujar dia, sembari memalingkan wajahnya hindari wartawan, di DPRD DKI, Jakarta, Rabu (11/3).
Pertanyaan puluhan wartawan mengenai e-Budgeting tak juga dijawab pria asal Surabaya itu. Dia terus saja menerobos kepungan wartawan hingga masuk ke lift.menaiki lift meninggalkan wartawan.
Diberitakan sebelumnya, konsultan e-budgeting DKI itu mengaku hanya dibayar seikhlasnya saja oleh Pemprov DKI untuk menggarap sistem yang ‘dipuja dan puji’ Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mampu cegah lolosnya anggaran ‘siluman’.
Dalam pemeriksaan selama 120 menit, Gagat mengklaim dia dan tim perancang e-Budgeting bekerja untuk pengabdian saja ke Pemprov DKI.
“Kami enggak jualan Pak. Saya ngomong pengabdian. Selama sistem itu bermanfaat. Sekali jasa kami dibayar tidak full setahun, seiklasnya” jawab dia, saat rapat dengan Pansus Hak Angket DPRD DKI, Rabu (11/3).
Alih-alih membuat Pansus senang, jawaban Gagat untuk urusan ‘harga’ e-budgeting justru membuat panitia angket semakin menghujani dengan pertanyaaan lanjutan. Tak hanya soal bayaran, tapi juga terkait kontrak kerjasama dengan Pemprov DKI.
Artikel ini ditulis oleh:

















