Festival dan Lomba Menyanyi Lagu Bugis-Makassar untuk mengasah kemampuan musisi lokal. Kegiatan berlangsung di Jipang, Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (12/11).

Gowa, Aktual.com – Festival dan Lomba Menyanyi Lagu Bugis-Makassar merupakan salah satu program yang diinisasi oleh relawan Ganjar Pranowo, Gerakan Pemuda dan Perempuan Gowa.

Program tersebut dilakukan sebagai langkah dalam menggali dan mengasah potensi para pemuda lokal setempat yang gemar bernyanyi dan gemar dengan lagu-lagu tradisional.

“Kegiatan yang dilakukan Gerakan Pemuda dan Perempuan Gowa pendukung Ganjar Pranowo ini cukup bagus dan menghibur, ini bagus untuk mengasah kemampuan musisi lokal di Kabupaten Gowa,” ungkap Seniman Lokal Kabupaten Gowa, Syarifuddin Pata.

Diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai desa, kegiatan berlangsung di Jipang, Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (12/11).

Pata menekankan agar pemuda untuk terus berkomitmen dalam melestarikan kesenian tradisional khas Bugis dan Makassar.

“Sebagai masyarakat Sulawesi Selatan, Bugis dan Makassar telah menjadi salah satu suku terbesar di sini, maka sudah sepatutnya budaya dan keseniannya patut kita jaga khususnya oleh pemuda agar tidak terkikis oleh jaman,” kata Pata.

Dalam kesempatan tersebut, Pata membagikan ilmu tentang bagaimana kemampuan seorang seniman dalam melantunkan lagu Bugis dan Makassar agar enak dibawakan.

“Para peserta harus memiliki kemampuan dasar dalam bernyanyi, mulai dari teknik, intonasi, nada, pengaturan nafas dan kemampuan dalsm berimprovisasi adalah modal menjadi seroang penyanyi supaya lagu tersebut nampak harmonis dan nyaman saat dilantunkan,” jelasnya.

Disinggung soal Ganjar, Pata mengatakan siap mendukung Ganjar sebagai Presiden. Terlebih, dirinya berharap apabila Ganjar terpilih sebagai Presiden untuk tetap memperhatikan seniman lokal untuk dijaga keberadaannya dengan memperbanyak acara budaya dan kesenian lokal agar eksistensinya tetap terjaga.

“Seumpama pak Ganjar terpilih sebagai Presiden, kami berharap ada kepedulian terhadap musisi lokal yang selalu menjaga adat, tradisi dan budaya kedaerahaan, sebab tanpa keberadaan seniman lokal, budaya bugis seperti ini bisa jadi perlahan akan terlupakan oleh perkembangan jaman,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan