London, Aktual.com – Berlatar suasana distopia yang menyelimuti Inggris pasca-Brexit, sebuah video game berjudul “Not Tonight” hadir dengan mengisahkan seorang tukang pukul non-pribumi di sebuah dunia yang dilanda xenophobia.

Gambaran masa depan suram yang ditampilkan dalam game “Not Tonight” dengan lagu kebangsaan “God Save the Queen” sebagai temanya, merefleksikan ketakutan Tim Constant yang menggarap game itu dalam tim beranggotakan tiga orang selama 18 bulan.

Pemain berperan sebagai penjaga klub malam yang baru saja kehilangan status kewarganegaraan Inggris dan terpaksa menjalani kerja serabutan guna memenuhi tuntutan pemerintahan otoriter, yang mengusung moto “bekerja keras, jauhi masalah, dan kami mungkin membiarkan Anda tinggal di Inggris.” Sosok tukang pukul yang bekerja sebagai pegawai kontrak, memeriksa identitas karakter lewat beberapa ‘klik mouse’ dan memutuskan apakah mengizinkan mereka masuk ke bar hingga apakah akan memberikan izin bagi imigran untuk masuk ke Inggris.

Grafis minimalis dan penuh warna dalam game ini mengingatkan kembali padad game-game petualangan era 90an, sedangkan tema kisahnya sendiri mirip dengan “Papers, Please,” game indie yang pernah sukses pada 2013.

“Kalau Anda melihat politik dan video game secara keseluruhan, keduanya tidak pernah digarap serius karena hal itu bisa membuat pemain bosan,” jelas Constant, dilansir AFP, Jumat (24/8).

Namun bagi Olivier Mauco, pendiri situs Game in Society sekaligus profesor Universitas Science Po di Paris, memasukkan politik ke dunia game bisa menjadi hal berguna.

“Ini peluang bagi Anda untuk merasakan kehidupan Inggris dalam suasana distopia, sehingga hal itu memiliki efek karena Anda bakal memahami konsekuensi dan dampaknya. Anda akan membuat pilihan dan berupaya memahaminya.” Sangat politis Game ini masuk peringkat 10 game terlaris di platform download Steam ketika dirilis pada akhir pekan lalu, dan mendapatkan review dan penilaian sangat positif.

Namun beberapa gamer mengkritik pesan politiknya.

“Buruk. Penuh propaganda. Kembalikan uangnya,” tulis akun iPlay_Zombies.

“Mengusung tema sangat politis bukan berarti tidak boleh berkompromi, game ini tidak menggebrak,” ujar Mauco.

“Game ini berupaya memperkuat posisi pro dan anti-Brexit, serta berisiko memecah belah masyarakat.” Di sisi lain, hal itu merupakan risiko yang harus ditanggung Constant.

“Saya kemungkinan telah mengetahui bahwa akan ada kritik keras mengingat temanya terkait Brexit,” katanya kepada AFP.

Bagi tim kecil yang menggarap game tersebut, Brexit memiliki dampak nyata.

“Desainer (grafis) ‘Not Tonight’ merupakan imigran asal Polandia, dia baru saja kembali ke Polandia karena dia ragu dengan situasi yang akan terjadi.” Game ini sudah dirilis dalam Bahasa Inggris untuk PC via platform download serta versi konsolnya akan dirilis pada awal 2019, demikian AFP.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: