Jakarta, Aktual.com – Guna menggenjot pasar surat utang termasuk Surat Utang Negara (SUN) yang ditransaksikan di luar Bursa Efek Indonesia atau pasar sekunder, minggu depan akan dibuka sistem perdagangan dalam Electronic Trading Platform (ETP). Langkah ini dilakukan agar perdagangan menjadi kian transparan.

Menurut Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia (IBPA/Indonesia Bond Pricing Agency), Wahyu Trenggono, ETP akan mendorong investor SUN untuk melakukan transaksi.

“Karena selama ini, setelah investor membeli SUN pada saat diterbitkan, malah kesulitan untuk memperdagangkannya. Hal itu disebabkan likuiditas terbatas dan pembentukan harga tidak transparan,” ungkap dia, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/3).

Ia menegaskan, ETP telah direncanakan sejak 2006 lalu dan dirancang pada 2014. Kemudian, diharapkan pada pekan pertama bulan depan ETP generasi pertama resmi diluncurkan.

Hanya saja, instumen yang diperdagangkan pada ETP generasi pertama masih pada Obligasi Negara Ritel (ORI) yang diperdagangan di luar bursa atau OTC (Over the counter).

“Dengan ETP ini maka perdagangan SUN akan lebih likuid karena pembentukan harga sudah tranparan karena sistem dalam ETP mendekati perdagangan pada bursa saham,” jelasnya.

ETP generasi pertama ini akan menggandeng 11 perantara perdagangan, yakni; PT BNI Sekuritas, PT Danpac Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Succorinvest Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, PT Indoprimier Sekuritas, PT Bank Mandiri Tbk (Persero), PT BCA Tbk, PT BNI Tbk (Persero), PT Bank Permata Tbk dan Citibank Indonesia.

Adapun ORI yang dapat di perdagangkan pada ETP generasi pertama ini adalah ORI 0011 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2017 senilai Rp21,2 triliun, ORI seri 0012 jatuh tempo 15 Oktober 2018 senilai Rp27,4 triliun dan ORI 0013 jatuh tempo 15 Oktober 2019 senilai Rp19,6 triliun.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan