Jakarta, Aktual.com – Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biogas hasil kerja sama antara PT Perkebunan Nusantara V dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) resmi beroperasi di Pabrik Kelapa Sawit Terantam PTPN V, Kecamatan Tapung Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (4/3).

Memurut Direktur Utama PTPN V Jatmiko Krisna Santosa, setelah melalui banyak diskusi dan kajian, pihaknya bersyukur pembangunan PLT Biogas di PKS Terantam hasil kerjasama dengan BPPT dapat diselesaikan dan diresmikan bersama-sama.

“BPPT punya riset, kajian, SDM, teknologi, dan peralatan. Sedang kita memiliki potensi limbah sawit yang sangat besar, yang berasal dari hasil olah PKS berkapasitas 575 ton TBS/jam”, terang Jatmiko dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (4/3).

Kata dia, ini adalah bentuk sinergi dengan BPPT dalam pembangunan pilot plan Biogas yang dimulai dengan penandatanganan MoU di tahun 2016. Dan dilanjutkan dengan pembangunannya di tahun 2017.

“Apresiasi kami kepada BPPT, dengan kerjasama yang baik, buah kesungguhan perusahaan untuk menjadi oerusahaan perkebunan negara yang paling fokus mengembangkan energi terbarukan berbahan dasar limbah sawit, senantiasa terjaga,” jelasnya.

Pembangunan PLT Biogas ini menelan nilai investasi Rp27 miliar. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan listrik berasal dari palm oil mill effluent (POME) atau  limbah cair dari pabrik kelapa sawit Terantam, dan mampu menghasilkan listrik sebesar 700 Kilo Watt (KW).

Menurutnya, listrik yang dihasilkan dari pembangkit ini nantinya akan digunakan untuk operasional pabrik pengolahan kernel (inti) sawit di Tandun, yang saat ini beroperasi dengan pasokan listrik dari PLT Biogas Tandun dan supply bahan bakar fossil.

“Penerapan sawit yang lestari bukanlah menyulitkan, tapi jadi bagian dari mimpi besar PTPN V untuk menjadi contoh sukses peningkatan nilai tambah dari limbah kelapa sawit,” terang dia.

Langkah ini juga sekaligus meningkatkan kemampuan inovasi teknologi pemanfaatan limbah cair menjadi energi listrik di Indonesia, serta bukti perseroan dalam  pemenuhan kriteria untuk memperoleh sertifikasi ISO, ISPO, RSPO hingga ISCC.

PLT Biogas Teratam merupakan project kedua di PTPN V, sebelumnya juga telah dibangun PLT Biogas pertama di lingkungan BUMN Perkebunan berlokasi PKS Tandun dengan daya 1,2 MW. Selanjutnya, tengah direncanakan membangun PLT Biogas ketiga.

“Yang ketiga di PKS Sei Pagar, tetap bekerja sama dengan BPPT,” sebut Jatmiko.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan terus memanfaatkan seluruh potensi biogas dan biomass dari limbah sawit perseroan. Selain digunakan sendiri, kebutuhan listrik Riau menjadi potensi bagi PTPN V yang sudah melakukan MoU dengan PT PLN (Persero).

“Kami berharap ke depan akan semakin banyak perusahaan sawit yang dapat memanfaatkan limbah kelapa sawit menjadi energi di Indonesia,” harap Jatmiko.

Kepala BPPT Hammam Riza menambahkan, pembangunan PLT Biogas ini merupakan pilot project bagi BPPT. Apalagi PTPN V sendiri memiliki potensi yang sangat besar dalam hal pengelolaan limbah sawit menjadi energi terbarukan seperti biogas.

Kelapa sawit dinilai merupakan alternatif sumber energi yang paling baik untuk menggantikan sumber energi fosil yang tak lama lagi akan habis. Sebab tanaman ini memiliki produktifivitas yang tinggi dan ramah lingkungan.

“Sumber energi berbasis sawit seharusnya bisa menjadi salah satu pilihan strategis untuk memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia,” katanya.

Indonesia saat ini merupakan produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia, yaitu sekitar 32 juta ton per tahun.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin