Malang, Aktual.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) secara serius mempersiapkan keamanan sekolah di Kota Malang untuk menghadapi bencana melalui program Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB). Pada penghujung Program SMAB, Kemendikbud menggelar simulasi gempa dan kebakaran yang dilaksanakan kemarin Rabu (14/12).

Bekerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), simulasi sekolah aman dilaksanakan dengan melibatkan warga sekolah SMA Muhammadiyah 1 dan SMP Muhammadiyah 2 serta sekolah dibawah pembinaan Direktorat PKLK, yaitu SDLB-B YPTB dan SMPLB-B YPTB Malang.

Simulasi didukung penuh stakeholder baik dari masyarakat sekitar sekolah, Dinas Pendidikan, BPBD Kota Malang, Rumah Sakit UMM, Dinas Pemadam Kebakaran Kota Malang dan pengamanan ketertiban masyarakat oleh polisi setempat.

“Model sekolah aman yang diterapkan MDMC dalam program SMAB Kota Malang adalah istimewa karena menggunakan model Persaudaraan Sekolah Aman (Sister Safe School),” terang Budi Santoso, Ketua Divisi Pengurangan Risiko Bencana dan Kesiapsiagaan (PRB-K) MDMC PP Muhammadiyah, Kamis (15/12).

Disampaikan, simulasi yang dilakukan melibatkan siswa berkebutuhan khusus dan memindahkan warga sekolah beserta kegiatannya dari SMALB dan SMPLB YPTB ke SMA Muhammadiyah 1 sebagai sekolah persaudaraan. SMP Muhammadiyah 2 mengirimkan tim membantu pertolongan pertama. Model Sister Safe School ini baru pertama kali dilaksanakan di perkotaan Indonesia.

“MDMC menurunkan 4 fasilitator dari Jawa Timur yang dipimpin Fathony yang juga Ketua MDMC Kota Malang. Fasilitator SMAB menjalankan 11 tahap pengembangan SMAB,” jelas Budi.

SMAB dari Kemendikbud sendiri diharapkan membangun budaya keamanan dan keselamatan di sekolah. Sekolah memiliki kewajiban memberikan perlindungan terhadap warganya agar proses belajar mengajar berlangsung dengan lancar. SMAB dimaksudkan agar generasi Indonesia menjadi generasi tangguh di masa mendatang.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan