“Restorasi mata air Leuweung Citere ini diharapkan selain menjadi sumber atau ketersediaan air baku baru, juga dapat melindungi dari usaha penebangan pohon dan pertanian ilegal,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa konservasi dan restorasi sumber mata air di Leuweung Citere itu adalah keberlanjutan dan replikasi program tata kelola lingkungan dan pemberdayaan masyarakat yang sebelumnya dilakukan di Situ Cioray, Gunung Malabar di mana SEGWWL bekerja sama dengan Komunitas Ambeu Preanger.

“Hasilnya mata air Gunung Malabar menjadi lebih baik serta menjadi ‘field camp’ bagi wisatawan,” katanya.

Pada tahun 2019, katanya, SEGWWL menitikberatkan pada kegiatan yang sama tetapi menggandeng komunitas yang berbeda, yaitu restorasi dan konservasi mata air di Leuweung Citere, Desa Margamukti.

Sebelumnya, pada penganugerahan PROPER 2017 oleh KLHK, Star Energy mendapatkan penghargaan Proper peringkat emas untuk Star Energy Geothermal Wayang Windu, dan Proper hijau untuk Star Energy Kakap dan Star Energy Geothermal Salak (Kabupaten Sukabumi), serta penghargaan Proper biru untuk Star Energy Geothermal Darajat II (Kabupaten Garut).

Artikel ini ditulis oleh: