Beranda Bisnis Gandeng PT Angkasa Pura II, KKP Ingin Tingkatkan Ekonomi Perikanan Daerah

Gandeng PT Angkasa Pura II, KKP Ingin Tingkatkan Ekonomi Perikanan Daerah

Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementeria Kelautan dan Perikanan (www.kkp.go.id)

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan PT Angkasa Pura II menyepakati kerjasama peningkatan ekspor komoditas kelautan dan perikanan Indonesia. Adapun ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini meliputi koordinasi pemeriksaan dan lalu lintas ikan serta pemeriksaan hasil perikanan.

Selanjutnya, kedua lembaga ini juga sepakat untuk melakukan pertukaran data dan informasi serta peningkatan kompetensi petugas teknis.

“Kita berkomitmen dalam kerja sama fasilitasi perdagangan ikan dan hasil perikanan,” kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina usai melakukan rapat kerjasama  dengan AP II, di Jakarta, Jumat (31/12) kemarin.

Rina mengungkapkan perjanjian kerja sama yang berlaku 2 tahun ini juga terbuka untuk eksportasi melalui rute langsung (direct call) di 18 bandara di wilayah barat. Dia memastikan pada 18 lokasi bandara tersebut, terdapat unit pelaksana teknis (UPT) yang siap berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan di daerah.

“Kerjasama ini sangat berkaitan dengan peningkatan ekonomi perikanan di wilayah terkait,” ujarnya.

Melalui direct call, Rina berharap biaya operasional eksportir jadi lebih efisien. Terlebih, direct call mampu memangkas biaya operasional hingga 50 persen dan menjaga sekaligus mempertahankan kualitas komoditas perikanan.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut akan menggenjot produktivitas sektor perikanan budidaya di Indonesia. Peningkatan produksi salah satunya bertujuan untuk memenuhi target ekspor, khususnya untuk komoditas perikanan budidaya.

Dua program terobosan yang telah disiapkan, yakni pengembangan perikanan budidaya berbasis pada ekspor serta pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Megel Jekson