Pekerja memeriksa selang pengisian Liquefied Natural Gas (LNG) di kilang pencairan gas alam Badak LNG di Bontang, Kalimantan Timur, Rabu (1/7). Kapasitas produksi kilang tersebut rata-rata mencapai 17 juta metrik ton per tahunnya untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang, Korea dan Taiwan. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Rei/foc/15.

Jakarta, Aktual.com – PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan perusahaan migas Rusia, Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD  menandatangani akta pendirian perusahaan patungan, PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP).

Direncanakan perusahaan patungan ini akan membangun dan mengoperasikan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan Kompleks Petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemial/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Penandatangan akta berlangsung di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM),  dengan memanfaatkan layanan prioritas yang dilakukan oleh Tim Layanan II3J –  PTSP Pusat di BKPM, Jakarta (28/11).

Direktur KPI, Achmad Fathoni Mahmud mengatakan, dalam rangka pembangunan NGRR Tuban yang direncanakan berkapasitas 300 ribu barel per hari dengan total nilai investasi sampai dengan USD15 miliar, Pertamina-Rosneft sudah menyepakati komposisi saham perusahaan patungan PRPP, sebesar 55 persen saham untuk Pertamina dan sisanya 45 persen untuk Rosneft.

Menurutnya proyek NGRR Tuban akan memberikan manfaat besar baik ekonomi maupun sosial bagi bangsa dan negara ke depan. “Proyek ini akan meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi dengan meningkatkan produksi bahan bakar minyak nasional yang berkualitas Euro V. Kilang juga akan menghasilkan produk baru petrokimia,” paparnya secara tertulis, Selasa (28/11).

Achmad Fathoni menambahkan, pembangunan megaproyek NGRR Tuban akan menciptakan lapangan kerja, dengan perkiraan saat proyek antara 20.000-40.000 tenaga kerja dan sekitar 2.000 orang setelah beroperasi. Menurutnya, proyek juga akan memberikan dampak positif berantai berupa pajak untuk pemerintah dan ekonomi masyarakat nasional maupun regional.

Adapun perkiraan produk BBM yang nanti akan dihasilkan NGRR Tuban adalah gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, Solar 99 ribu barel per hari, dan Avtur 26 ribu barel per hari. Sedangkan untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun.

Sementara Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM, Lestari Indah menjelaskan bahwa BKPM sangat mendukung  pendirian badan hukum Indonesia atas nama PT. PRPP antara Pertamina dan Rosneft.

“Pendirian PT  PRPP di bidang usaha kilang minyak dengan rencana penyerapan tenaga kerja hingga 40 ribu ini merupakan implementasi Proyek Strategis Nasional yang diharapkan dapat menyeimbangkan demand-supply pasokan migas sehingga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Lestari.

Adapun susunan direksi pada PT.Pertamina Rosneft Pengolahan Petrokimia yakni:

– Presiden Direktur : Amir H. Siagian
– Direktur : Alexander Dmitriev
– Direktur : Bambang Sembodo

Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta