Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, menggunakan pendekatan yang unik dalam menyerap aspirasi langsung dari warga. Dalam acara
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, menggunakan pendekatan yang unik dalam menyerap aspirasi langsung dari warga. Dalam acara "Ngopi Bareng Warga" di Kabupaten Sukoharjo, Ganjar berdialog dengan berbagai kalangan masyarakat untuk mendengarkan keluhan dan membahas isu pengentasan kemiskinan dan penurunan stunting. Melalui kegiatan ini, Ganjar bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan warga dan menciptakan inovasi dalam pembangunan daerah.

Sukoharjo, Aktual.com  – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, ngopi bersama masyarakat di Kantor Kepala Desa guna menyerap aspirasi langsung dari warga.

Kegiatan itu berlangsung di Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada Selasa (11/7) malam.

“Gathering seperti ini selalu memunculkan berbagai permasalahan. Kami mendengarkan keluhan terkait penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting,” ujar Ganjar di lokasi.

Pada kesempatan tersebut, Ganjar fokus membahas upaya pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Kabupaten Sukoharjo.

Meskipun pencapaian dalam pengentasan kemiskinan dan stunting di Kabupaten Sukoharjo sudah cukup baik, Ganjar terus menguranginya guna meningkatkan kesejahteraan warga.

“Angka stunting sangat baik mencapai prestasi yang cukup tinggi. Kemiskinan ekstrem juga mengalami penurunan bagus, jadi saya optimis,” kata Ganjar.

Pada 2020, jumlah penduduk miskin Sukoharjo 7,68% (68.890) penduduk. Pada 2021, jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 8,23% (73.000) penduduk akibat pandemi Covid-19.

Melalui upaya mengurangi angka kemiskinan setelah pandemi, pada 2022 jumlah penduduk miskin turun menjadi 68.620 penduduk (7,61%).

Prestasi ini membuat Kabupaten Sukoharjo menjadi kabupaten dengan tingkat kemiskinan terendah di wilayah Solo Raya dan menempati peringkat kedelapan terendah di Jawa Tengah.

Selain itu, Kabupaten Sukoharjo juga meraih Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terbaik di kategori kabupaten di Jawa Tengah dengan angka 77.

Selama berdialog dengan warga untuk menyerap aspirasi secara langsung, Ganjar juga menerima aduan terkait berbagai hal.

Beberapa antaranya adalah tentang keterbatasan jumlah sekolah negeri yang belum memadai, serta masalah sistem zonasi.

Ganjar juga mendengar keluhan dari warga terkait masalah pengelolaan sungai yang sering tersumbat sampah dan menyebabkan banjir.

Ada juga masalah pasokan air bersih, jembatan rusak, dan jalan rusak. Salah satu kepala desa mengeluhkan tidak memiliki kantor desa karena tidak memiliki anggaran untuk membangunnya.

Ganjar segera merespons keluhan tersebut dan akan memberikan bantuan untuk pembangunan kantor kepala desa.

Namun, kepala desa harus memiliki program inovatif dalam pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di wilayahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan