Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin rapat di lingkungan Pemprov Jateng terkait proyek pembangunan Bendungan Bener di Semarang, Senin (14/2)

Semarang, Aktual.com – Pembangunan infrastruktur tetap menjadi usulan terbanyak di setiap Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil).

Meski begitu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan, pembangunan daerah tidak melulu tentang pembangunan fisik.

“Pembangunan kita hari ini rasanya masih maskulin, kesetaraan gendernya belum. Maksudnya, semua orang berpikir bahwa membangun itu soal fisik. Terima kasih saya sudah dikasih contoh bagaimana menangani stunting, PTP, dan peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia),” kata Ganjar, saat memimpin Musrenbangwil Purwomanggung (Kabupaten Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung, dan Kota Magelang), di Aula PT Geo Dipa, Kabupaten Wonosobo, Selasa (21/3).

Ganjar menjelaskan, hampir sebagian besar usulan yang ada tentang pembangunan infrastruktur. Misalnya terkait pembangunan jalan, Ganjar mengatakan untuk menuntaskan jalan provinsi saja memerlukan anggaran sekitar Rp15 triliun. Karenanya, setiap pembangunan atau penyelesaian aduan harus diselesaikan secara bertahap, tidak bisa sekaligus.

“Artinya nggak mungkin. Maka kalau kami bertahap, tahun depan saja untuk infrastruktur kami butuh Rp3 triliun lebih sedikit. Maka kami sampaikan kepada publik kalau mau infrastruktur kita bagus, Rp3,2 triliun itu mesti ada,” katanya.

Di luar infrastruktur, lanjut Ganjar, pembangunan yang perlu digenjot adalah mengenai penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, dan aksesibilitas penyandang disabilitas. Stunting dan kemiskinan ekstrem menjadi salah satu fokus yang mesti dikejar, sebagaimana instruksi dari pemerintah pusat.

“Kedua, kita diingatkan terus menerus dan saya senang bagaimana penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, aksesibilitas penyandang disabilitas ini luar biasa. Kita cek aja, gedung ini sudah ada akses untuk disabilitas apa belum,” paparnya.

Berikutnya yang menjadi fokus adalah tentang kesetaraan gender. Sebab, dalam dialog ada perwakilan kelompok perempuan, yakni dari Aisiyah Kabupaten Magelang, tentang kesetaraan yang belum sepenuhnya dapat dilakukan.

“Berikutnya tadi ada kesetaraan laki-laki dan perempuan, kesetaraan gender itu menurut saya bagus. Tapi ini mesti disampaikan dan disosialisasikan terus menerus. Ini PR yang mesti kita selesaikan secara bersama-sama,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyoroti kinerja instansi pemerintah yang saat ini sedang menjadi sorotan publik. Menurutnya, ini menjadi momentum untuk berkaca dan mengevaluasi diri, agar dapat melayani masyarakat dengan baik.

“Institusi negara sedang dihajar habis. Yuk kita buat pertaubatan nasional. Saya menyampaikan ini karena memang kondisinya seperti itu. Ada yang pamer kemewahan, sedangkan di sini, kita bahas jalan rusak dan sebagainya,” tandas Ganjar.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu