Temanggung, Aktual.com – Produksi pertanian di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Temanggung tidak hanya unggul sebagai penghasil kopi saja, tetapi juga juara di pertanian tembakau.

Hal itu dibuktikan dengan diadakannya Festival Lembutan Bansari ke-4 di Desa Campuranom, Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung pada Kamis (27/7). Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, membuka festival tersebut.

Pada kesempatan itu, Ganjar juga berdialog dengan petani tembakau. Para petani menyampaikan keluhan terkait kesejahteraan petani, pupuk dan alat mesin pertanian (alsintan). Utamanya, para petani ingin kepastian hasil panen petani bisa laku terjual seluruhnya.

Terkait itu, Ganjar telah membuat salah satu program yakni Kartu Tani. Program Kartu Tani bertujuan mewujudkan pendistribusian, pengendalian, dan pengawasan pupuk subsidi, kepada para petani yang berhak mendapatkannya.

Kartu Tani Jawa Tengah juga memungkinkan terwujudnya distribusi pupuk subsidi sesuai jumlah, jenis, waktu, tempat, mutu, dan harga, serta pemberian layanan perbankan bagi petani.

“Ada beberapa pertanyaan butuh pendampingan-pendampingan dan modernisasi termasuk mekanisasi karena makin rendahnya atau makin sedikitnya anak-anak muda yang mau bertani,” ujar Ganjar di lokasi.

Lebih lanjut berdasarkan proyeksi, produktivitas lahan tembakau di Temanggung mencapai 0,7 hingga 0,8 ton per hektare. Dengan luasan tersebut produksi tembakau di Kabupaten Temanggung diperkirakan sebanyak 12.963 ton hingga 14.815 ton.

Dari angka tersebut, para petani juga menyampaikan harapannya ke Ganjar agar hasil panen tembakau tahun ini dapat diserap dan dijual seluruhnya oleh pabrik rokok.

Selain itu, petani juga meminta agar harga beli hasil panen bisa lebih tinggi.

Dengan begitu, pendapatan petani akan meningkat dan kesejahteraan petani tembakau bisa terjamin.

“Kita butuh saling pengertian antara petani dengan pabrikan. Kalau itu bisa dilakukan komunikasi dengan baik, harganya bagus, petaninya akan sejahtera,” kata Ganjar.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu