Jakarta, Aktual.com – Keputusan rapat pleno DPP Partai Golkar, kemarin (Senin, 21/11), yang menetapkan dan merekomendasi kembali Setya Novanto sebagai Ketua DPR RI memunculkan reaksi banyak pihak.

Aktivis politik Ferdinand Hutahaean menyesalkan jika Setya Novanto benar-benar kembali menjadi ketua DPR RI menggantikan Ade Komarudin.

“Apa yang diupayakan oleh Setnov untuk kembali menjadi ketua DPR dapat kita kategorikan sebagai tindakan yang tidak punya etika publik,” ujar Ferdinand di Jakarta, Selasa (22/11).

Menurutnya, elit politik partai Golkar seolah tidak menghormati lagi harkat dan martabat lembaga wakil rakyat dengan mendorong kembali Setya Novanto yang tersangkut persoalan etika.

“DPR itu bukan perusahaan pribadi Setnov, tapi DPR itu adalah lembaga negara yang mewakili ratusan juta penduduk. Dengan demikian, Setnov tidak boleh berbuat semaunya meski secara politik dia bisa melakukan itu karena jabatannya di partai politik Golkar. DPR itu bukan milik Golkar sehingga bisa semaunya,” tegas eks relawan Jokowi itu.

Ia mengingatkan, Novanto harus berkaca diri atas peristiwa yang membuat dirinya dengan sukarela mengundurkan diri dari jabatan ketua DPR RI saat itu. Jadi, kata dia, jika Novanto kembali lagi menjadi ketua DPR sama saja Ketua Umum Partai Golkar itu melecehkan institusi lembaga dewan.

“Setnov juga harus tahu diri bahwa dia mundur dari ketua DPR saat kasus papa minta saham mencuat adalah atas kesadaran dirinya sendiri dan bukan atas paksaan orang lain. Kalau sekarang mau balik lagi setelah mundur? Setnov bisa dikategorikan merendahkan lembaga DPR karena bisa berbuat semaunya,” pungkasnya.[Nailin In Saroh]

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid