Pekerja mengangkat kelapa sawit di Desa Pancang, Sebatik, Kalimantan Utara, Rabu (26/8). Pemerintah masih menjadikan industri sawit sebagai lumbung devisa negara. Dalam setahun ekspor minyak sawit mentah (CPOP) dan produk turunannya mencapai 15 miliar dolar AS dan berkontribusi tiga persen untuk produk domestik bruto (PDB) Indonesia. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengklaim harga kelapa sawit mengalami kenaikan yang disebabkan Fenomena Elnino dan kebakaran lahan.

GAPKI mengatakan, sepanjang Oktober ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tercatat meningkat 11,6% atau dari 2,34 juta ton, meningkat mencapai 2,61 juta ton.

“Harga rata-rata pada Oktober naik 9,7%,” kata Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan di Jakarta, Selasa (10/11).

Menurutnya, faktor yang menyebabkan meningkatnya permintaan dan naiknya harga CPO global, yaitu El-Nino serta secara khusus bagi Indonesia adalah kebakaran lahan.

Dampak tersebut mengganggu hasil panen sehingga para pedagang membeli minyak dalam jumlah besar sebelum minyak sawit mengalami kelangkaan yang berujung pada peningkatan harga.

Selain itu, ia mengatakan, faktor lain yang menaikkan harga minyak sawit adalah dikarenakan stok minyak dari biji-bijian (bunga matahari) mengalami penurunan produksi dan tidak sesuai ekspektasi akibat dari cuaca yang tidak mendukung.

Ia juga menambahkan bahwa progam peralihan energi ke biofuel (B15) turut meningkatkan serapan minyak sawit.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Arbie Marwan