Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pembebasan menggelar aksi unjuk rasa menolak penerbitan Perppu 2/2017 sebagai perubahan atas UU 17/2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) di Silang Monas, Jakarta, Rabu (12/7/2017). Dalam aksinya Gema Pembebasan menuding pemerintahan Joko Widodo telah bersikap represif melalui Perppu yang mengatur keberadaan ormas tersebut. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Organisasi Kesejahteraan rakyat (Orkestra) mempublikasikan hasil surveynya yang dilakukan pada 20 November 2017 bahwa posisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) digilas oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) besutan Prabowo Subianto.

Diketahui elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi teratas sebesar 15,2 persen, sedangkan PDI-P yang merupakan partai pengusung Jokowi sebagai rival Prabowo di Pilpres 2014, hanya menempati posisi ke dua dengan elektabilitas 12,5 persen.

“Ini tidak lepas dari peran Gerindra yang menempatkan diri sebagai partai kritis terutama isu UU Ormas yang mampu menggerus partai PDIP,” kata Ketua Umum Orkestra, Poempida Hidayatulloh di Jakarta, Minggu (3/12).

Kemudian perlu juga diingat bahwa PDIP merupakan partai pemenang pemilu legislatif dengan perolehan suara terbanyak sebesar 18,95 persen pada 2014 lalu, artinya penurunan elektabilitas ini menandakan adanya kekecewaan publik kepada partai berkuasa.

“Telah terjadi perubahan peta kecendrungan pemilih dibanding 2014 lalu,” kata Poempida.

Adapun tingkat elektabilitas yang menyusul Gerindra dan PDIP adalah partai Demokrat dengan elektabilitas 7,4 persen, Golkar 7,3 persen, PKS 5,8 persen, PKB 5,4 persen, PPP 3,4 persen.

Lalu untuk PAN 3,3 Persen, Nasdem 3,3 persen, Perindo 2.9 persen, Hanura 2,4 persen, PSI 2,0 persen, PKPI 1,8 persen, PBB 1,6 persen, sisanya menjawab tidak tahu sebanyak 25,6 persen.

(Reporter: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka