Surabaya, Aktual.com – Disaat garam mengalami kelangkaan, kini muncul garam oplosan yang dicampur dengan tawas. Munculnya garam oplosan ini tidak sengaja ditemukan oleh beberapa penjual ikan olahan di kawasan Nambangan, Kenjeran, Surabaya.
Supeno yang sehari-harinya menjual ikan olahan, sebenarnya bermaksud menggarami ikan yang akan dijual. Namun, saat bungkus garam dibuka, ada banyak garam yang susah dilarutkan. Setelah ia cermati, ternyata garam yang dibeli dari distributor garam asal Gresik tersebut, ternyata bercampur tewas.
“Kalau garam asli, itu mudah dilarutkan dengan diremas. Nah ini beda. Diremas terasa keras. Harus pakai palu baru bisa larut,” kata Supeno, di Surabaya, Selasa (25/7).
Temuan garam oplosan ini juga diketahui Hartini, salah satu penjual ikan olahan. Bahan tawas, kata Hartini, bisa merugikan penjual ikan olahan. Sebab, untuk menggarami ikan, jika garam yang dibeli ternyata oplosan, maka dia terpaksa membutuhkan garam lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan.
“Kita ini belinya Rp300 ribu per 50 kilogramnya. Yang tawas sama garam asli saya pisahkan. Ternyata setelah kita timbang, yang garam asli cuma 40 kg.” kata Hartini.
(Ahmad H. Budiawan)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka