Persoalan menjadi serius, karena pihak kreditur Eropa mengancam akan menyita semua pesawat Garuda. RR yang paham adanya praktik pat gulipat dalam penyaluran kredit untuk pembelian pesawat di Garuda, akhirnya justru menutut balik konsorsium bank Eropa.
Pasalnya, mereka terindikasi menerima bunga dari kredit dengan ekstra 50%.Akibatnya lumayan dahsyat. Para bankir tadi minta damai dan sepakat merestrukturisasi utang Garuda.
Karena pengalaman itulah, dia tidak mau Garuda membeli 30 Airbus A350 untuk penerbangan ke Amerika dan Eropa. Bagi Garuda, melayani trayek long distance ke Amerika dan Eropasama saja dengan ‘membakar duit’. Load factor penumpang rute tersebut sangat minim, di bawah 30 persen.
Jangankan Garuda, sejumlah maskapai jagoan,seperti Singapore Airlines dan Cathay Pacific,yang selama ini melang-melintang di rute itu saja mulai kelimpungan. Mereka tidak mampu bersaing dengan maskapai milik negara-negara Timur Tengah. Maklum, buat mereka avtur sangat murah, sehingga kontribusi dalam total komposisi biaya jadi rendah.
Utang kegedean
Penolakan RR atas belanja pesawat berbadan lebar dengan jumlah besar juga disebabkansumber dananya berasal dari China Aviation Bank.Konon, jumlahnya mencapai US$44,5 miliar. Jumbonya nilai pembelian juga mengundang tanda tanya. Apa iya, harga pesawat-pesawat tadi semahal itu?
Artikel ini ditulis oleh: