Medan, Aktual.co — PT Pertagas menyebutkan bahwa gas Arun yang diperuntukkan bagi Kawasan Industri Medan (KIM) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei sudah bisa beroperasi di kuartal ke empat tahun ini.
Hal itu terungkap dalam pertemuan Direktur Energi Baru dan Terbarukan PT Pertamina (Persero), Yenni Andayani dengan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho di rumah dinas Gubsu Jalan Sudirman 41, ditulis Jumat (21/5).
“Kami siap utk memasokkan gas ke wilayah Sumut, khususnya untuk KIM dan KEK Sei Mangkei,” ujar Andayani.
Menurut Andayani, gas yang akan masuk ke kawasan industri itu nantinya merupakan gas dari Arun yang pipanya ditarik dari Belawan.
“Jadi kita masih khusus untu KIM dan KEK Sei Mangkei dengan pipa antara 250 sampai 300 mm. Untuk pipa ke arah KIM kuartal ke-4 sudah bisa beroperasi,” sebut Andayani.
Untuk itu, Andayani berharap, kerjasama dengan pemerintah daerah seperti pembebasan lahan yang sudah rampung.
“Terimakasih soal pembebasan lahannya pak. Biasanya pembebasan lahan awalnya ada komplain seperti soal harga. Pada intinya kami akan mengembangkan wilayah KIM dan KEK Sei Mangkei itu sendiri,” imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho mengatakan krisis gas di industri Sumut sudah lama berlangsung. Untuk itu, realisasi gas untuk kebutuhan industri, baik untuk KIM dan KEK Sei Mangkei sangat ditunggu-tunggu. Pasalnya, lanjut Gubernur selama ini, pasokan gas Arun sudah masuk ke PLN. “Memang energi gas sudah lama krisis di Sumut. Itu kita prihatinlah. Kekurangan pasokan gas membuat pertumbuhan industri kita lamban. Padahal dari sisi potensi, kita memiliki banyak potensi industri,” katanya.
Dari laporan Pertamina, kebutuhan gas untuk KEK Sei Mangkei sebesar 75 MMSCFD. Dari jumlah itu, 40 MMSCFD untuk kebutuhan KEK Sei Mangkei dan selebihnya untuk keperluan listrik di kawasan itu juga. Disebutkan, pada walnya gas arun bisa teraliri pada Juni. Namun, dalam prosesnya, ada kendala yang dihadapi seperti pembebasan lahan. Yang menyebabkan, operasional gas arun teraliri pada Oktober nanti.
Disebutkan, untuk tahun 2016 mendatang, kebutuhan gas untuk industri di Sumut sebesar 200 MMSCFD. Sedangkan tahun ini sekitar 85 MMSCFD berasal dari PLT Gas dari Sicanang dan 25 MMSCFDPN Gas. Jadi ada sekitar 110 MMSCFD.
Dalam waktu dekat, Pemprov Sumut sebagai fasilitator juga akan membahas mensialisasikan soal harga gas yang sampai saat ini belum menemukan harga kesepakatan. PT Pertagas beranggapan bahwa harga yang ditawarkan sudah murah sedangkan bagi pelaku industri harga tersebut terlampau mahal.
“Pemprovsu berharap ada kepastian untuk berapa besarnya pasokan untuk Sumut. Kalau tahun ini ada 200 MMSCFD, tahun depan berapa untuk Sumut? Kalau dari Pemprovsu sih maunya secepatnya,” ujar Gubsu.
Artikel ini ditulis oleh: