Amien menuturkan, usulan harga USD 3 per MMBTU ini masih belum sesuai keekonomian harga di hulu migas. “Jadi kalau industri dalam negeri memberikan tawaran USD 3 (per MMBTU), ya kita (industri hulu migas) cari sendiri saja. Di Teluk Bintuni (Papua Barat) saja sebesar USD 5 (per MMBTU)”, kata Amien.
Blok Masela sendiri memiliki kapasitas produksi kilang mencapai 150 mmcfd gas pipa dan 9,5 juta ton per tahun (MTPA) gas alam cair (LNG). Blok Masela diproyeksikan akan berproduksi pada 2027 mendatang atau mundur dari perkiraan sebelumnya 2024.
Saat ini sedang dilakukan proses persiapan Pre-FEED: menganalisa pilihan terbaik terkait jenis dan kapasitas produksi, biaya investasi dan keekonomian, serta jadwal project (revisi POD I). “Diharapkan pertengahan tahun pre-FEEDnya selesai, sehingga akhir tahun revisi POD I bisa selesai,” jelas Amien.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta