Jakarta, Aktual.com – Kepolisian Resor Mimika, Papua, menyelidiki kemungkinan adanya aktor intelektual di balik serangkaian aksi perampokan nasabah bank di Kota Timika yang diduga dilakukan oleh kelompok yang dipimpin Daeng Rani.

“Sejauh ini kami baru mengidentifikasi lima orang sebagai anggota komplotan Kelompok Makassar yang dipimpin Daeng Rani,” ujar Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika, Sabtu (4/2).

Mereka terdiri dari Daeng Rani sendiri, Ladinal, Herman, Ilyas dan Wawan. Daeng Rani ditembak hingga tewas oleh aparat gabungan Polres Mimika dan Tim Jatanras Polda Sulawesi Selatan saat ditangkap dan hendak dibawa dari rumahnya di Jeneponto, Sulawesi Selatan, satu pekan lalu.

Sedangkan Ladinal ditangkap di salah satu rumah indekos di Kota Timika. Adapun tersangka Herman ditangkap di Pangkep, Sulawesi Selatan.

Dua tersangka lainnya atas nama Ilyas dan Wawan hingga kini masih diburu polisi dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Foto kedua tersangka kini sudah disebar, termasuk ke Polda Sulawesi Selatan.

“Tidak tertutup kemungkinan ada aktor intelektual yang membeckingi kelompok ini. Kami terus melakukan pengembangan untuk mengungkap keberadaan tersangka yang lain,” kata Victor.

Menurut dia, komplotan perampokan nasabah bank yang beraksi di Kota Timika selama tiga tahun terakhir tersebut memiliki keterkaitan jaringan dengan kelompok yang sama di Sulawesi Selatan, Jayapura dan Merauke.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, kelompok perampokan nasabah bank di Merauke telah diringkus aparat kepolisian saat pelaku hendak melarikan diri ke Agats, Kabupaten Asmat.

“Kelompok ini tidak hanya melakukan perampokan di Timika, tapi juga di berbagai tempat di Sulawesi Selatan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polres Kota Jayapura untuk mengembangkan penyidikan terhadap jaringan mereka yang ada di Jayapura,” kata Victor.

Selama tiga tahun terakhir, kelompok yang dipimpin Daeng Rani ini telah menggasak uang nasabah dengan total lebih dari Rp2 miliar. Aksi perampokan nasabah bank itu mereka lakukan di 15 lokasi berbeda di Kota Timika, dengan sasaran utama para nasabah Bank BRI dan Bank Papua yang baru mengambil uang di bank.

Pada pertengahan Desember 2016, kelompok ini membawa kabur uang tunai Rp364 juta milik seorang nasabah yang baru saja mengambil uang di Bank Papua Cabang Timika.

Aksi kelompok ini kemudian berlanjut pada 17 Januari 2017. Saat itu nasabah Bank Papua bernama Kaharuddin bin Dahlan kehilangan uang tunai Rp200 juta dari dalam mobilnya saat sedang melintas di depan Toko Milenium, Jalan Yos Sudarso, Timika.

Modus yang digunakan kelompok ini dalam melakukan aksinya yaitu dengan membuntuti kendaraan nasabah yang baru mengambil uang di bank. Ban kendaraan nasabah ditusuk dengan paku payung hingga gembos.

Saat pemilik kendaraan turun dari mobil untuk memeriksa ban kendaraannya, kawanan pelaku memecahkan kaca mobil dengan menggunakan Kunci T lalu membawa kabur uang milik nasabah tersebut.

Saat melakukan aksi kejahatannya, para pelaku membagi tugas. Ada yang berperan sebagai eksekutor, ada yang berperan sebagai sopir kendaraan, ada yang membawa sepeda motor untuk memantau dari jauh dan ada yang bertugas menggembosi ban mobil korban.

Komplotan Daeng Rani bahkan pernah memecahkan kaca mobil milik pengurus Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) saat sedang mengikuti rapat bersama Forkompinda Mimika bertempat di Koramil Kota Timika pada November 2016.

Rapat Forkompinda Mimika yang berlangsung di Koramil Kota Timika saat itu sempat dihentikan setelah kaca mobil pengurus KKJB pecah karena dilempar orang tak dikenal.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka