Batam, Aktual.com – Limbah minyak hitam kembali mencemari pantai utara Pulau Batam, Kota Batam, Kepulauan Riau, hingga menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan.

“Yang terdampak terutama wilayah Nuvasa Bay dan Nongsa Pantai, di dua tempat itu sepanjang satu km,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Herman Rozie di Batam, Senin.

Menurut dia, jenis minyak yang mencemari pantai pada awal tahun 2021 ini relatif berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ia mengatakan limbah kali ini lebih encer dan tidak tebal seperti biasanya.

Setiap musim angin utara, daerah pesisir Batam kerap tercemar limbah minyak hitam yang terbawa arus dari laut internasional.

Herman mengatakan, berdasarkan informasi Tim Spill Oil Kepri, limbah itu sepertinya berasal dari alur pelayaran. Namun, ada informasi masyarakat yang menyebutkan minyak hitam dari kapal yang tenggelam.

“Kami tugasnya mengambil sampel, kalau ada kapal yang tertangkap, sampelnya dicocokkan dengan limbah yang diambil,” kata dia.

Apabila pembuang limbah tertangkap maka harus mempertanggungjawabkannya, memberikan ganti rugi kepada masyarakat setempat.

Rencananya, Dinas Lingkungan Hidup akan melaksanakan gotong royong membersihkan pantai rakyat bersama masyarakat dan untuk di pantai yang dikelola swasta, pemerintah hanya akan membantu membawanya ke pengelolaan.

Berdasarkan “modeling backtracking” tumpahan minyak di Batam pada 3 Januari 2020, minyak diperkirakan berasal dari area alur kapal.

Sementara itu Wali Kota Batam Muhammad Rudi menyatakan meminta aparat terkait di laut mengambil tindakan tegas, agar pembuangan minyak di laut bisa ditangani dengan cepat.

“Mudah-mudahan, instansi di laut, Bakamla, Polair, Syahbandar kami minta koordinasi supaya pembuangan minyak tidak terjadi lagi,” kata dia.

Terpisah, warga Batam, Paul mengeluhkan pencemaran minyak yang terseret juga hingga ke pulau terluar NKRI, Pulau Putri yang berlokasi di seberang Pantai Nongsa.

“Kami pergi memancing di Pulau Putri kemarin, ikan sampai tidak ada karena limbah,” kata dia.

Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin